Sabtu, 25 Mei 2013

Fast & Furious 6

Sutradara: Justin Lin, 2013


Resident Evil? bukan. Mission Impossible? bukan. Harry Potter? juga bukan. Apa maksudnya? Begini ketiga judul film franchise tersebut bisa berlanjut terus karena hasil pengembangan dari sesuatu. Sesuatu itu ada yang berdasarkan dari video games, serial televisi dan atau novel terkenal. Makanya tak heran kalau sudah mencapai lebih dari 2 (dua) sekuel. Tetapi, khusus film franchise satu ini ia berada di jalur yang berbeda. Berawal dari ide segar tentang seorang polisi L.A yang diberi tugas untuk menyelidiki kasus pembajakan truk yang disinyalir dikepalai oleh seorang pembalap jalanan. Kemudian cerita berlanjut mereka menjadi sepasang sahabat karib malah terakhir adik si pembalap jalanan ini sedang mengandung buah cintanya dengan si polisi. Oke, setelah melalui empat sekuel atau lima seri, bisakah ia sekali lagi menyajikan tontonan pemicu adrenalin di arena balapan jalanan?. Tentu saja bisa. Karena masih ada nama Justin Lin disini.

Menyambung akhir cerita Fast 5, Fast& Furious 6 (selanjutnya saya singkat FF6) dibuka dengan menceritakan kehidupan Dominic Toretto (Vin Diesel) cs setelah menerima pembagian uang sebesar $100 juta. Brian O'Conner (Paul Walker) dan Mia (Jordana Brewster) sangat bahagia karena dikaruniai seorang putra, Jack. Roman (Tyrese Gibson), Tej (Ludacris), Han (Sung Kang) dan Dominic sendiri juga menikmati masa- masa kesenangan dan ketenangan dengan cara mereka masing- masing. Bisa ditebak, ada sesuatu yang kembali mengusik. Informasi yang diberikan oleh Hobbs (Dwayne Johnson) menarik mereka jauh ke belakang ke 4 (empat) tahun yang lalu. Bagaikan sosok hantu, Letty (Michelle Rodriguez) beraksi dalam aksi terorisme di bawah suruhan Shaw (Luke Evans).

Yang menarik, di FF 6 ini selain karakter tokoh Letty dibangkitkan lagi dengan memberikan jawaban mengapa Letty masih hidup, Lin yang selama ini jarang menggunakan aktor diluar Hollywood di filmnya kali ini ia memakai satu aktor Indonesia yang sedang naik daun berkat perannya di film The Raid (2011). Munculnya Jah (Joe Taslim) yang berperan sebagai tokoh antagonis -anak buah Shaw-  apalagi dengan tidak dipotongnya satu dialog bahasa Indonesia yang diucapkan Joe Taslim. Ini  adalah bukti apresiasi besar dari Lin terhadap Negara Indonesia dan kita (Indonesia) harus bangga dan berterima kasih kepadanya. Ya, kalian dapat saksikan akting Joe Taslim yang tidak hanya muncul dalam satu kali pengambilan adegan melainkan sampai mendekati akhir cerita. Ya. Saya suka sekali kata ini " Vegh, hantam mereka".

Ini tidak berarti FF 6 tidak memiliki kekurangan. Bagian naskah yang terlalu biasa di bagian tengahnya membuat beberapa adegan terasa panjang. Besarnya fokus pada usaha pertemuan kembali antara Dom dengan Letty yang berakhir dengan sia-sia mengalihkan fokus dari pencarian lokasi Shaw berada, yang merupakan poin utama film ini. Mungkin hal ini bisa dimaklumi bahwa hal- hal itu diperlukan untuk menceritakan kisah keluarga, tapi penceritaan akan lebih efisien apabila Lin bisa memperketat plot. Untungnya, Lin tahu benar kapan waktu yang tepat memuaskan setiap penonton yang haus adegan aksi pemicu adrenalin. Skala action set piece disajikan dua kali lebih dahsyat dari sebelumnya. Masih ingatkah teman- teman adegan di jalan bebas hambatan di film The Matrix Reloaded (2003), kalian bisa temukan disini. Tunggu... ini masih belum seberapa karena kalian akan benar- benar takjub adegan pamungkasnya. Diluar kelebihan dan kekurangan yang sudah saya tulis, ini (FF 6) bercerita mengenai proses mendapatkan kembali keutuhan sebuah 'keluarga'. Sungguh sayang keutuhan 'keluarga' ini tidak berhenti sampai disini. Ride or die ternyata masih berlanjut....

NB: saya ucapkan terima kasih banyak kepada @smartfrenworld atas undangan tiket nonton bareng Fast & Furious 6 hari ini 25 Mei 2013 di Tunjungan XXI jam 13:15 WIB. S'moga acara nobar seperti ini dapat terlaksana di kemudian hari. Salam smart... 

0 komentar:

Posting Komentar