Rabu, 15 Agustus 2012

Tyrannosaur

Director: Paddy Considine, 2011


Ditulis dan disutradarai Paddy Considine untuk Optimum Releasing , Tyrannosaur adalah sebuah drama yang menyentuh dan mewakili kehidupan sehari-hari karena langsung mengambil  satu dari sekian banyak problem manusia jaman sekarang ini yakni tentang kurangnya interaksi sosial. Sebelum saya membahas cerita dari film ini, saya mencoba mengenalkan siapa itu Paddy Considine? Sebelum menjadi seorang sutradara, Considine memulai awal karirnya sebagai seorang aktor. Dari sekian banyak film yang pernah ia perankan, hanya satu yang pernah saya tonton, The Bourne Ultimatum sebagai Simon Ross. Oiya diawal tulisan saya menulis bahwa Tyrannosaur adalah sebuah film bertema drama, lalu apa maksud dari Considine membuat judul filmnya yang identik dengan salah satu makhluk purba- yang pernah dibuat filmnya oleh Steven Spielberg.  

Adalah seorang duda pengangguran yang ditinggal istrinya meninggal dunia 5(lima) tahun yang lalu. Semenjak itulah kehidupannya menjadi tak lebih baik. Prolog pada kisah ini, sudah memperlihatkan berulang kali kata-kata kasar keluar dari mulutnya dan diperparah lagi karena kalah judi ia melampiaskan amarahnya terhadap hewan kesayangannya- yang membuat saya tak tahan melihatnya. Lingkungan disekitarnya pun tak suka akan kehadirannya, dimanapun dia berada selalu membuat masalah. Pernah suatu kali, ia mendapat ganjaran dari perbuatannya. Sepulang dari rumah, tiba- tiba dari belakang dipukuli 3 orang pemuda, karena sebelumnya ia sempat memukul salah satu dari ketiga pemuda tersebut. Keras kepala, pemarah, peminum,bahkan ia mengakui dirinya adalah seorang bajingan. Ya, sampai disini penonton sudah mengenal dengan mudah bagaimana sifat dari tokoh utama film ini, seorang pria paruh baya bernama Joseph.

Ada ungkapan yang mengatakan kurang lebih seperti ini” dalam perjalanan kehidupan manusia pasti berubah”. Joseph pun perlahan- lahan mulai melunak dan mulai belajar berdamai dengan dirinya sendiri. Ini dimulai ketika tak sengaja mempertemukan dirinya dengan seorang wanita pemilik toko amal,Hannah. Kala itu,ia melihat Joseph sedang bersembunyi didalam tokonya  dalam kondisi ketakutan. Bantuan doalah yang bisa diberikan olehnya, dan terbukti beberapa saat kemudian Joseph menangis, menyesal atas perbuatannya selama ini. Berbicara soal Hannah, memang dari luar tampak sekali bahwa ia seorang wanita religius. Namun, ada kesedihan dan ketakutan luar biasa yang ia alami tapi ia berusaha untuk menutupinya. James, suami dari Hannah pernah melihat dan mendapati istrinya bersama Joseph, Hannah sempat menjawab bahwa Joseph tidak memiliki hubungan serius dengannya. Tetapi, sepulang kerja  James memukuli istrinya. Melihat kondisi Hannah begitu parah, Joseph menawarkan bantuan untuk membalas perbuatan James ke istrinya. Ternyata,  yang didapat Joseph adalah sebuah kejutan.

Walau kisah ini diperankan oleh tiga karakter, tetapi sudah berhasil membawa film ini menyentuh perasaan penontonnya. Semua ini berkat tangan Considineyang  pintar dalam memilih alur cerita yang mendasar pada kehidupan dan k`rakter manusia sehari- hari. Selain tentunya  akting para aktor dan aktrisnya, Peter Mullan berperan sebagai Joseph, Olivia Colman sebagai Hannah, dan Eddie Marsan sebagai James , ketiga pemain utama ini tampil begitu maksimal membawakan karakternya masing- masing. Kesuksesan film ini sempat meraih pelbagai macam penghargaan, dimana salah satunya di tahun 2012 ini Paddy Considine meraih sutradara terbaik di BAFTA Film Award. Oiya sebagai informasi  pemilihan judul Tyrannosaur ini oleh Considine di-metafora-kan dari sosok makhluk purba menjadi sosok seorang’monster’ didalam diri pribadi manusia- ya dapat dibuktikan pada poster yang saya tampilkan diatas.


0 komentar:

Posting Komentar