Director: Drew Goddard, 2011
Inilah salah satu film horror thriller yang paling banyak
dibicarakan para moviegoers
belakangan ini di salah satu forum film terkenal di Indonesia, bahkan beberapa
diantaranya menyebutkan film ini sangat layak untuk dinobatkan sebagai film
paling ‘gila’ di genre-nya. Sutradara Drew Goddard untuk pertama kalinya
bertindak selaku sutradara, karena sebelumnya lebih terkenal sebagai
penulis sekaligus produser TV Series Alias dan Lost. Kali ini dalam The
Cabin In The Woods, Goddard bekerjasama dengan Joss Whedon menulis kisah
film ini yang memiliki benang merah tentang serangkaian terror yang dialami
sekelompok remaja saat berada di kabin untuk bersenang-senang.
Goddard memulai kisahnya dari dua lelaki paruh baya yang
bekerja sebagai teknisi disuatu fasilitas, Hadley dan Sitterson sedang
berbincang-bincang mengenai pernikahan, kesuburan sementara ditengah
pembicaraan mereka seorang wanita sedang
memberitahu sedang terjadi insinden disuatu tempat tetapi tak terlalu dianggap
oleh kedua pria ini. Ditempat lain yang
jauh dari lokasi kedua pria tadi, sekelompok remaja yang terdiri 3 cowok- Curt,
Holden,Marty dan 2 cewek- Jules dan Dana sedang mempersiapkan diri untuk
berlibur disuatu kabin dekat danau milik sepupu Curt. Dalam setengah
perjalalan, mereka berhenti untuk mencari dan mengisi bahan bakar, ternyata
yang mereka temui adalah sesosok pria bernama Mordecai- yang berpenampilan
jelek dan sempat berselisih paham dengan mereka. Tibalah mereka di kabin yang menjadi tempat
tujuan. Salah satu dari mereka berkata kalau kabin ini ‘mengagumkan dan keempat teman mereka pun berkata yang sama pula. Setelah
menempati kamar mereka masing-masing-dimana ada satu kamar yang memiliki
sedikit keanehan yakni di balik lukisan ternyata terdapat sebuah cermin searah layaknya
dipergunakan untuk keperluan integorasi, acara kesenangan pun berlanjut dengan
berenang di danau dekat kabin tersebut. … and
Let’s party started.
Acara pesta ini kemudian berhenti seketika mendengar dobrakan
pintu dalam ruang bawah tanah, sontak mereka berlima turun menyelidiki apa yang
menyebabkan pintu tersebut terbuka. Selidik punya selidik, Dana menemukan
sebuah buku harian milik keluarga Buckner dimana di buku tersebut beberapa
tulisan Latin. Untuk kali ini teman mereka, Marty berkata kalau tempat ini
‘tidak mengagumkan’ seperti yang dikatakan pertama kalo saat memasuki kabin.
Singkat cerita, ketika Curt dan Jules keluar dari kabin dengan alasan untuk
menikmati saat-saat berdua, tiba-tiba seorang pembunuh menyerang dan membunuh
Jules dihadapan Curt. Dan, terror si pembunuh mengikuti mengejar mereka
berempat. Dalam suatu kesempatan, mereka berhasil keluar dari kabin ini dan
secepatnya keluar dari wilayah tersebut. Sayang, jembatan penghubung yang
mereka jalani roboh dan tidak ada jalan keluar selain kembali lagi ke tempat
semula. Oke sampai disini ulasan cerita yang bisa saya tulis karena sulit untuk
membeberkan lebih jauh akan keistimewaan film berdurasi 95 menit ini tanpa
terlebih dahulu menontonnya.
Separuh cerita dari film ini berjalan sangat baik,saya menikmati
adegan demi adegan yang dilakoni kelima remaja tadi dari bersenang-senang
hingga berdarah-darah dalam usaha menyelamatkan diri. Namun, ketika sutradara
menutup ceritanya dengan mempertunjukkan apa yang sebenarnya dialami oleh kelima
remaja tadi. Inilah yang bisa menimbulkan pro-kontra dari masing- masing
penontonnya. Bagi saya pribadi, saya
berada di sisi Pro karena sutradara berhasil memberi warna baru pada genre
horror sekaligus bisa dikatakan suatu penghormatan pada film- film horror
klasik. Sementara, yang berada disisi kontra karena pasti merasa jengkel akan
endingnya ini. Diluar semuanya,
setidaknya kita bisa menyaksikan akting Chris Hemsworth dengan rambut
cepaknya-karena selama ini kita mengenalnya dengan rambut panjang di filmnya,Thor
dan The Avengers barusan ini, serta melihat karya Joss Whedon di belakang layar
yang sebelumnya sukses mengumpulkan para jagoan Marvel dalam The Avengers.
Waduh..Nih film hanya bagus dilihat 60% awalnya..setelah itu ancur!!!,
BalasHapusKecewa banget..
Sudah banyak hal yang sangat..sangat..sangat gak masuk akal pada 40% terakhirnya.
Sangat disayangkan, pengaturan cerita yang begitu tertata rapi pada 60% awalnya langsung berubah drastis menjadi "asal-asalan" sehingga suasana yang sudah terbangun menjadi runtuh berkeping-keping pada 40% berikutnya.
Parah!
hampir sebagian besar penonton yang sudah menonton film kasih komen jelek tetapi ada juga yang komen film ini bagus lho, karena memang benar seperti yang anda bilang penyebab utamanya endingnya ini. 'Jelek' karena endingnya kok gak sesuai dengan penceritaan yang sdh dibangun sedari awal cerita, 'bagus' krn setau saya ini baru pertama kalinya ada ending horor seperti yg ditawarkan oleh CITW.
HapusJadi penasaran deh?
BalasHapusoalah ternyata kmu belum nonton film ini,hwa...coba tonton film ini ntar kasih tau ya kmu termasuk golongan yang suka atau tidak suka atas endingnya...:)
HapusGw suka film horor.... tp gw ga suka film ini... endingnya murahan... haha
BalasHapussore jeje...nah ini salah satu yang kontra ama CITW, emang sich scene di awal2nya bagus cuma endingnya ini lho hahaha, btw tengkiu ya sudah mampir ke blogku
Hapus