Minggu, 26 Agustus 2012

The Cabin In The Woods


 Director: Drew Goddard, 2011


Inilah salah satu film horror thriller yang paling banyak dibicarakan para moviegoers belakangan ini di salah satu forum film terkenal di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya menyebutkan film ini sangat layak untuk dinobatkan sebagai film paling ‘gila’ di genre-nya. Sutradara Drew Goddard untuk pertama kalinya bertindak selaku sutradara, karena sebelumnya lebih terkenal sebagai penulis  sekaligus produser TV Series Alias dan Lost. Kali ini dalam The Cabin In The Woods, Goddard bekerjasama dengan Joss Whedon menulis kisah film ini yang memiliki benang merah tentang serangkaian terror yang dialami sekelompok remaja saat berada di kabin untuk bersenang-senang.

Goddard memulai kisahnya dari dua lelaki paruh baya yang bekerja sebagai teknisi disuatu fasilitas, Hadley dan Sitterson sedang berbincang-bincang mengenai pernikahan, kesuburan sementara ditengah pembicaraan mereka  seorang wanita sedang memberitahu sedang terjadi insinden disuatu tempat tetapi tak terlalu dianggap oleh kedua pria ini.  Ditempat lain yang jauh dari lokasi kedua pria tadi, sekelompok remaja yang terdiri 3 cowok- Curt, Holden,Marty dan 2 cewek- Jules dan Dana sedang mempersiapkan diri untuk berlibur disuatu kabin dekat danau milik sepupu Curt. Dalam setengah perjalalan, mereka berhenti untuk mencari dan mengisi bahan bakar, ternyata yang mereka temui adalah sesosok pria bernama Mordecai- yang berpenampilan jelek dan sempat berselisih paham dengan mereka.  Tibalah mereka di kabin yang menjadi tempat tujuan. Salah satu dari mereka berkata kalau kabin ini ‘mengagumkan dan keempat teman mereka pun berkata yang sama pula. Setelah menempati kamar mereka masing-masing-dimana ada satu kamar yang memiliki sedikit keanehan yakni di balik lukisan ternyata terdapat sebuah cermin searah layaknya dipergunakan untuk keperluan integorasi, acara kesenangan pun berlanjut dengan berenang di danau dekat kabin tersebut. … and Let’s party started.

Acara pesta ini kemudian berhenti seketika mendengar dobrakan pintu dalam ruang bawah tanah, sontak mereka berlima turun menyelidiki apa yang menyebabkan pintu tersebut terbuka. Selidik punya selidik, Dana menemukan sebuah buku harian milik keluarga Buckner dimana di buku tersebut beberapa tulisan Latin. Untuk kali ini teman mereka, Marty berkata kalau tempat ini ‘tidak mengagumkan’ seperti yang dikatakan pertama kalo saat memasuki kabin. Singkat cerita, ketika Curt dan Jules keluar dari kabin dengan alasan untuk menikmati saat-saat berdua, tiba-tiba seorang pembunuh menyerang dan membunuh Jules dihadapan Curt. Dan, terror si pembunuh mengikuti mengejar mereka berempat. Dalam suatu kesempatan, mereka berhasil keluar dari kabin ini dan secepatnya keluar dari wilayah tersebut. Sayang, jembatan penghubung yang mereka jalani roboh dan tidak ada jalan keluar selain kembali lagi ke tempat semula. Oke sampai disini ulasan cerita yang bisa saya tulis karena sulit untuk membeberkan lebih jauh akan keistimewaan film berdurasi 95 menit ini tanpa terlebih dahulu menontonnya.

Separuh cerita dari film ini berjalan sangat baik,saya menikmati adegan demi adegan yang dilakoni kelima remaja tadi dari bersenang-senang hingga berdarah-darah dalam usaha menyelamatkan diri. Namun, ketika sutradara menutup ceritanya dengan mempertunjukkan apa yang sebenarnya dialami oleh kelima remaja tadi. Inilah yang bisa menimbulkan pro-kontra dari masing- masing penontonnya.  Bagi saya pribadi, saya berada di sisi Pro karena sutradara berhasil memberi warna baru pada genre horror sekaligus bisa dikatakan suatu penghormatan pada film- film horror klasik. Sementara, yang berada disisi kontra karena pasti merasa jengkel akan endingnya ini.  Diluar semuanya, setidaknya kita bisa menyaksikan akting Chris Hemsworth dengan rambut cepaknya-karena selama ini kita mengenalnya dengan rambut panjang di filmnya,Thor dan The Avengers barusan ini, serta melihat karya Joss Whedon di belakang layar yang sebelumnya sukses mengumpulkan para jagoan Marvel dalam The Avengers.


6 komentar:

  1. Waduh..Nih film hanya bagus dilihat 60% awalnya..setelah itu ancur!!!,
    Kecewa banget..
    Sudah banyak hal yang sangat..sangat..sangat gak masuk akal pada 40% terakhirnya.
    Sangat disayangkan, pengaturan cerita yang begitu tertata rapi pada 60% awalnya langsung berubah drastis menjadi "asal-asalan" sehingga suasana yang sudah terbangun menjadi runtuh berkeping-keping pada 40% berikutnya.
    Parah!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hampir sebagian besar penonton yang sudah menonton film kasih komen jelek tetapi ada juga yang komen film ini bagus lho, karena memang benar seperti yang anda bilang penyebab utamanya endingnya ini. 'Jelek' karena endingnya kok gak sesuai dengan penceritaan yang sdh dibangun sedari awal cerita, 'bagus' krn setau saya ini baru pertama kalinya ada ending horor seperti yg ditawarkan oleh CITW.

      Hapus
  2. Balasan
    1. oalah ternyata kmu belum nonton film ini,hwa...coba tonton film ini ntar kasih tau ya kmu termasuk golongan yang suka atau tidak suka atas endingnya...:)

      Hapus
  3. Gw suka film horor.... tp gw ga suka film ini... endingnya murahan... haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. sore jeje...nah ini salah satu yang kontra ama CITW, emang sich scene di awal2nya bagus cuma endingnya ini lho hahaha, btw tengkiu ya sudah mampir ke blogku

      Hapus