Rabu, 22 Agustus 2012

Dr. Seuss' The Lorax


Director: Chris Renaud and Kyle Balda, 2012


Tercatat sudah sebanyak 4 (empat) kali buku populer anak karangan Dr. Seuss diangkat ke layar lebar. Pertama: Dr. Seuss How The Grinch Stole The Christmas, kedua: Dr. Seuss The Cat In The Hat, ketiga: Dr. Seuss Hears A Who, dan keempat: Dr Seuss The Lorax ini. 2 film pertama tadi dibuat versi manusia yang masing- masing diperankan oleh Jim Carrey dan Mike Myers. Namun, The Lorax adalah film animasi pertama yang dibuat versi 3D-nya dan disutradarai oleh Chris Renaud, dimana sebelum film ini ia menyutradarai film animasi juga yang berjudul Despicable Me (2010).

Thneedville, sebuah kota yang terbuat dari plastik dan kepalsuan, anehnya penduduknya menyukai keadaan seperti itu. Ya, sebuah kota tanpa alam yang alami, karena tidak ada satupun pohon yang hidup. Lalu, apa yang terjadi pada kota ini sebenarnya? Let see…begitulah kata pembukanya. Adalah Ted, seorang bocah laki-laki berumur 12 tahunan ini yang tinggal di kota Thneedville sedang menarik perhatian salah satu teman tetangganya, Audrey. Suatu kali Audrey mengajak Ted masuk ke rumahnya untuk sekedar menunjukkan sebuah ‘lukisan hidup’ dimana pohon sebagai obyek yang dilukisnya, kemudian sempat berujar ‘kalau ada seorang pria yang bisa memberikan pohon asli kepadanya ,aku akan menikahi pria tersebut’.  Bisa ditebak, namanya juga seorang lelaki kalau sudah dihadapkan untuk memberikan sesuatu terindah kepada pasangan yang dicintainya, apapun hal yang sekiranya mustahil pasti akan diusahakan ada dan terwujud. Ted yang tinggal serumah dengan ibunya, Ny Wigginis, dan neneknya,Grammy,  bertanya dimana ia bisa mencari pohon asli yang benar- benar tumbuh dari dalam tanah? si nenek,Grammy, bergumam carilah seseorang yang bernama Once-ler, tetapi disanggah anaknya kalau itu hanyalah dongeng belaka. Tapi tidak bagi cucunya, Ted percaya akan omongan neneknya itu kalau Once-ler adalah orang yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan pohon. Orang tersebut tinggal di jauh di luar kota dimana rumput tidak pernah tumbuh dan angin terasa lambat serta tidak ada burung yang bernyanyi kecuali burung gagak. Pesan sang nenek jika hendak kesana bawalah uang satu sen, kuku dan cangkang buyut bekicot. Berbekal tekad bulat demi pujaan hati, ia menempuh perjalanan ke tempat tinggal Once-ler dengan sepedanya beroda satu, helm dan kacamata.

Begitu sampai tempat tinggal Once-ler, kedatangan perdananya tidak disambut baik.  Namun, karena keinginan Ted untuk mencari pohon asli menggugah hati Once-ler, karena selama ini tidak ada satupun penduduk yang peduli dengan pohon hidup. Film ini pun bercerita kembali ke masa lalu Once-ler dimasa mudanya. Thneed, penemuan luar biasa yang dibuat oleh Once-ler yang mana mampu melakukan ribuan pekerjaan. Dari satu pohon Truff Ula dapat menghasilkan berbagai macam produk pakaian yang bisa dipakai. Misi untuk mengubah dunia bisa dikatakan berhasil meski sempat ditentang oleh Lorax-si penjaga hutan dengan alasan biarkan pohon- pohon Truff Ula tumbuh subur sehingga semua binatang yang hidup di hutan tersebut hidup nyaman, tetapi tak digubrisnya. Akhirnya, Ted  mengetahui asal mula mengapa tidak ada satupun pohon hidup. Kembali ke kota Thneedville sembari membawa satu benih pohon Truff Ula pemberian Once-ler,Ted harus melawan kekuasaan yang selama ini dipegang oleh Tuan O’Hare, seorang pengusaha sekaligus walikota rakus yang menyediakan 'O'Hare Air' bagi para warganya walau tak cuma cuma. Apakah Ted berhasil membawa kota Thneedville kembali menikmati kehidupan yang alami selain mendapatkan hati pujaannya,Audrey?

Dibuatnya tontotan animasi seperti The Lorax memperlihatkan kecenderungan pemilik studio semakin memperluas tema dan kisah film animasi sehingga dapat ditonton baik di usia muda dan tua sekalipun. Anak-anak sangat menikmati alur ceritanya dengan alunan lagu yang dibawakan karakter yang bermain di film ini, bahkan ikan-ikanpun turut bernyanyi pula. Namun, yang paling mengagumkan adalah dari segi ceritanya yang mengambil benang merah tentang global warming atau pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya. Sayangnya, ada satu kekurangan di film ini yakni ada beberapa adegan lucu yang menurut saya kurang cocok untuk ditonton anak kecil.


0 komentar:

Posting Komentar