Selasa, 18 November 2014

Kungfu Jungle

Sutradara: Teddy Chan, 2014

Dalam tahun 2014 saja aktor laga dari Hong Kong, Donnie Yen sudah membintangi 4 (empat) judul film. 2 (dua) diantaranya sudah tayang di Indonesia- The Monkey King dan Iceman- film satunya ,Golden Chickensss rasanya tidak tayang disini, film terakhirnya menutup tahun ini berjudul Kungfu Jungle. Jika melihat karir Yen belakangan ini film-film yang ia bintangi kurang populer di hati penonton, penyebabnya mungkin dikarenakan dirinya memiliki kemampuan akting yang masih kaku. Nyatanya Donnie Yen sepertinya tetap merupakan pilihan banyak sutradara Hong Kong/China ketika sedang mencari aktor untuk berperan dalam sebuah film period Asia masih. Salah satu sutradara itu adalah Teddy Chan  yang sebelumnya bekerjasama dalam film Bodyguards and Assassins. Kini pertanyaannya apakah kolaborasi mereka berdua dapat meng-upgrade / mengobati kekecewaan penonton atas beberapa film Yen lalu

Premis cerita Kung Fu Jungle ini bisa dibilang terlalu simple. Dibuka dengan pembunuhan misterius yang melibatkan seorang seniman ahli bela diri, kemudian menarik perhatian Hahou Mo (Donnie Yen) -yang waktu itu di penjara karena satu waktu tanpa sengaja dia membunuh seseorang- menawarkan diri untuk membantu menangkap sang pembunuh, dengan ganti pembebasan dirinya. Detektif Luk Yuen Sum (Charlie Yeung) menyetujui tawaran ini dan Hahou Mo pun turun tangan mencari sang pembunuh. Usut punya usut, tersangka beberapa kasus pembunuhan adalah seorang petarung Fung Yu-Sau (Baoqiang Wang) yang memiliki agenda pribadi. 

Dalam paruh waktu pertama film ini sepertinya menawarkan plot yang kuat serta karakter misterius yang mencoba untuk membuat chemistry antara karakter Yen dengan karakter Wang. Bahkan, kita melihat niat baik yang jelas Hahou dan niat jahat Yu-Sau. Bahkan jauh sebelum mereka berdua dipertemukan, penonton sudah dibuat menahan nafas melihat pertarungan tangan kosong di dalam penjara yang mana langsung mengingatkan kita akan adegan yang sama pada film The Raid 2: Berandal. Gak kalah serunya. Ya, lagi-lagi adegan film laga Indonesia satu ini menjadi panutan adegan laga luar negeri sana setelah sebelumnya duel fighting ada di di film Captain America: The Winter Soldier.

Sayangnya itu tidak berlangsung lama. Dalam paruh waktu kedua, kita mulai melihat keteteran dalam penyajian alur cerita. Seharusnya makin memuncak ini malah dikendorkan. Beberapa adegan terbilang tidak masuk akal. Peononton masih belum jelas mengerti alasan mengapa Yu-Sau mengubah dirinya dari suami yang penuh kasih menjadi seorang pembunuh. Kelemahan keduanya adalah apakah peran Detektif Luk begitu penting hingga "memakan" hampir seluruh adegan film ini. Toh kita hanya menantikan kedua karakter utama bertarung. Sabar, untuk soal pertarungan akan terjawab dan sangat sangat memuaskan kalian. Rasanya kali ini harus diakui belum ada setting adegan pertarungan seperti ini. Rasanya kita pun terbawa duel di dalamnya. Super.

Akhir kata, kolaborasi kedua antara Teddy Chen dengan  Donnie Yen bareng Baoqiang Wang ini  masih layak ditonton, menghibur dan pastinya unsur laganya tidak bakal mengecewakan meskipun plotnya kurang tertata rapi.



0 komentar:

Posting Komentar