Rabu, 05 September 2012

The Dictator


Director: Larry Charles, 2012


The Dictator adalah film kolaborasi untuk ketiga kalinya bagi Larry Charles dengan Sacha Baron Cohen setelah film mockumentari terdahulunya Borat dan Bruno. Jujur, saya belum pernah melihat akting Cohen sebagai pemain utama di semua filmografinya. Lalu, apa yang mendorong saya untuk menonton film ini? Ya, waktu itu saya lagi jalan- jalan di lapak DVD dan lagi pingin nonton film yang bergenre komedi, alhasil film inilah yang saya tonton. Bagaimana hasilnya? Apakah film ini sangat menghibur penonton termasuk saya sendiri?. 

Dikisahkan PBB selaku perwakilan komunitas dunia sedang dipusingkan dengan tingkah laku seorang diktator kejam dari bangsa Afrika Utara, Wadiya yang bernama Laksamana Jendral Aladeen. Siapakah dia dan apa sebenarnya yang dia lakukan sampai-sampai PBB turut campur?. Menurut propaganda, Aladeen merupakan anak satu- satunya dari Kolonel Aladeen yang juga seorang diktator kejam dan liar, dikala usianya yang ketujuh tahun sudah mendapatkan kekuasaan dan perlindungan ketat dari ke-30 pengawal wanitanya yang notabene semuanya masih perawan. Didepan rakyatnya ia berpidato bahwa dengan kekayaan minyak tanpa batas membuat seluruh dunia akan berlutut dihadapan bangsanya. Lalu, ada satu rencana besar yang sedang dijalankan olehnya yakni membuat senjata nuklir dengan harapan akan semakin memperkuat kekuasaan yang dimilikinya. Adegan awal, dimana ia sempat mengeksekusi Nadal, seorang Kepala Program Nuklir karena tak menuruti perkataannya mengenai bentuk idealnya dari suatu nuklir merupakan bukti kuat bagaimana kekejaman Aladeen selaku seorang diktator tak perlu dipertanyakan lagi. Perihal isu inilah yang membuat penyelidik senjata PBB semakin gusar akan keberadaan pria paling berbahaya di dunia.

Dalam kehidupan sehari-harinya tidak ada seorang pun yang mau dekat dengannya- hanya dekat itupun karena unsur materialitas yang ia punyai. Sebagai ganti atas kesendirian- yang mungkin bisa dikatakan untuk menyenangkan hatinya- ia memajang semua foto- foto dengan setiap orang yang dulu pernah bersamanya. Paman Tamir, ya sang paman inilah satu-satunya orang yang bersedia menemani dirinya saat bertugas. Tibalah dirinya berkunjung ke negara Amerika sehubungan pidatonya dihadapan PBB. Ia tinggal di Empire State Building dimana suite- suitenya direnovasi  sesuai dengan keinginannya. Sayang, sebelum hari H dimana ia akan berpidato, Paman Tamir menyewa Clayton, seorang agen rahasia yang disewa untuk menyingkirkan dirinya untuk selamanya dan seseorang yang sangat mirip dirinya disuruh Paman Tamir untuk berpidato dihadapan seluruh keanggotaan PBB. Disinilah cerita mengalir kocak dan penuh humor. Demi mendapatkan kekuasaannya kembali, Aladeen terpaksa harus menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh Zoey- dimana semua karyawannya adalah para pengungsi politik- serta bekerjasama dengan Nadal-yang ia kira sudah meninggal atas eksekusinya tempo lalu. Dimulailah kekonyolan demi kekonyolan yang ditampilkan secara berlebihan oleh Sacha Baron Cohen. Kisah komedi ini masih ditambah dengan lahirnya bibit-bibit percintaan antara Aladeen dengan Zoey. Bisa dibayangkan, kekacauan muncul disana sini yang bertebaran nyaris disepanjang film.

Jika teman- teman suka dengan akting Sacha Baron Cohen di film- film dia sebelumnya,kemungkinan The Dictator hampir tidak menampilkan hal baru seperti apa yang pernah ditampilkannya dalam film- film tersebut. Walaupun demikian, itulah keunggulan  yang disadari Cohen dengan baik. Buktinya, The Dictator masih mampu membuat penonton termasuk saya untuk menonton filmnya karena adegan-adegan yang dilakoninya selalu mengundang gelak tawa. Dalam hal ini, selain peran Cohen yang begitu piawai dalam meramu komedi seorang diktator, tidak dapat dilupakan peran sutradara Larry Charles untuk mengemas adegan demi adegan menjadi komedi yang menyegarkan. Namun, masih ada satu kekurangan dari Larry Charles yaitu masih belum mampu menggali cerita agar lebih baik karena The Dictator kemudian seakan berubah menjadi one man show dimana sang pemeran utama begitu memonopoli setiap adegan dengan double character-nya.


0 komentar:

Posting Komentar