Sabtu, 15 Juni 2013

Man of Steel

Sutradara: Zack Snyder, 2013



Setelah tahun lalu pihak Marvel me-reboot salah satu tokoh superhero komik mereka yang terpopuler, Spider-Man dalam filmnya The Amazing Spider-Man. Tahun ini giliran pihak DC- Comics me-reboot superhero terbesar handalannya, Superman. Tidak usah membandingkan Man of Steel yang disutradarai Zack Synder dengan Superman Returns,2006 karya Bryan Singer (X-Men dan X-2). Sebenarnya versi milik Bryan Singer tidaklah buruk- buruk amat namun diluar sana para kritikus dan para penikmat film berkata lain. Mungkin karena sebab itu serta untuk memperingati Hari Jadi Superman ke-75, Synder bersama si penulis cerita David S. Goyer dan Christopher Nolan sebagai produser mencoba membawa kembali konsep origin story Superman mulai dari awal kembali tepatnya 35 tahun yang lalu, 1978, dengan pendekatan yang berbeda.

Nasib yang dialami Kal-El tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh Peter Parker. Hubungan intim antara anak dengan kedua orang tuanya terputus sejak masih kecil. Kehadiran musuh dari kedua orang tualah yang menjadi penyebabnya. Menyadari planet Krypton yang tidak lama lagi akan musnah, Jor-El (Russel Crowe) sang ayah hendak menyelamatkan putranya dengan menerbangkannya ke Bumi. Jendral Zod (Michael Shannon) ingin mencegah hal itu, tapi terlambat. Ia bersama pasukannya dihukum didalam penjara yang dinamakan Zona Bayangan. Selanjutnya Man of Steel berfokus pada konflik si Manusia Baja dengan orang-orang planet Krypton.

Melihat proses perjalanan hidup Kal-El di Bumi -yang ditampilkan secara flashback di sepanjang film- dimulai dari masa kecil ke masa remaja tinggal bersama dengan kedua orang tua angkatnya Jonathan dan Martha Kent yang diperankan oleh Kevin Costner dan Diane Lane sampai tumbuh menjadi Clark Kent (Henry Cavill) dewasa, seorang pengelana yang tengah mencari jati diri. Inilah pendekatan baru yang lebih ditekankan dalam Man of Steel dari film sebelumnya Superman Returns yang mana lebih menitikberatkan hubungan asmaranya dengan seorang reporter wanita bernama Lois Lane (Amy Adams). Ya, di film ini kita tak akan melihat lagi adegan romantis sepasang kekasih ini terbang melintasi pencakar langit. Sebagai gantinya kita akan melihat ledakan disana sini dalam skala yang lebih besar lebih spektakuler. Ini tidak lain karena pemilihan karakter musuh, Jendral Zod, yang mempunyai kekuatan lebih hebat daripada sosok Lex Luthor yang hanya mengandalkan batu krypton yang dipunyainya.

Namun intinya, ini adalah kisah transisi Kal-El sebagai sosok Superman yang hidup di Bumi sementara disisi lain penduduk Bumi masih belum siap menerima orang yang berkekuatan super. Mengimbangi kekuatan supernya dengan pencarian jati diri, Henry Cavill berhasil memperlihatkan kualitas aktingnya. Sementara dari kualitas cerita, Man of Steel bukan film superhero yang tergolong tipe popcorn movie macam film- film keluaran Marvel- ya para Marvelite tahu apa yang saya maksudkan-, karena disini (MoS) lebih ke arah psikologis dan down to earth (baca:membumi), me-manusiakan manusia super, pondasi kisahnya sama persis dengan trilogi Batman-nya Nolan. Meski saya akui masih lebih menyukai trilogi Batman yang sama- sama milik DC Comics dan ada jejak nama Christopher Nolan disini. Dan, seperti ciri khas Nolan sebelumnya dalam me-reboot kisah si Manusia Kelelawar yang tanpa menyertakan kata "Batman" dalam trilogi judul filmnya, dalam film ini untuk pertama kalinya tidak memakai kata "Superman" sebagai judul film. Akhir kata, di film ini kalian akan menemukan makna sebenarnya dari kostum yang bersimbolkan huruf "S" ,ya selama ini kita menganggap itu inisial nama depan Superman.           

0 komentar:

Posting Komentar