Minggu, 28 April 2013

Iron Man 3

Sutradara: Shane Black, 2013


Untuk melanjutkan suatu sekuel bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan apalagi jika film pendahulunya mendapat reaksi positif. Pasti ada tekanan di pundak seorang sutradara agar bisa melewati pendahulunya. Itulah yang sudah dialami oleh Jon Favreau dengan kedua filmnya dan yang akan dialami oleh sutradara baru Iron Man,Shane Black. Seorang pahlawan berbaju besi dan dibalik baju besi itu adalah seorang multi miliuner, Tony Stark namanya. Dibantu oleh Lt. Col. James 'Rhodey" Rhodes/ War Machine (Don Cheadle) melawan kedua musuhnya Justin Hammer (Sam Rockwell) dan Ivan Vanko/ Whiplash (Mickey Rourke). Itu yang sudah kita lihat sama- sama di Iron Man (2008) dan Iron Man 2 (2010). Melihat jeda tahunnya seharusnya tahun 2012 seri ketiganya dirilis, tetapi tahun itu dia berbagi layar bersama anggota Marvel lainnya dalam The Avengers (2012), kini kita sambut kembali Si Manusia Besi.

Adegan pembuka film ini terbilang agak berbeda karena di menit pertama sudah menampilkan satu adegan cukup penting dimana seharusnya tampil ditengah- tengah ceritanya. Reaksi saya pertamakali ada sedikit rasa kecewa dengan tampilan adegan tersebut. Sayangnya, bisa dibilang bahwa sebenarnya itulah adegan yang paling menarik di seluruh film karena sebagai penunjuk arah asal muasal terjadinya konflik. Oke, adegan mundur di malam Tahun Baru 1999 di Negara Swiss- sebelum Tony Stark (Robert Downey Jr.) mengenal Pepper Potts (Gwyneth Paltrow)- dirinya bertemu dengan 2 (dua) orang ilmuwan: seorang wanita cantik bernama Maya Hansen (Rebecca Hall) dan seorang pria yang meminta tolong dirinya untuk mendukung usahanya A.I.M (Advanced Idea Mechanics), Aldrich Killian (Guy Pearce). Selanjutnya, adegan mulai maju ke masa sekarang dengan 2 (dua) macam masalah. Tony Stark yang masih bergulat dengan robotnya dengan mengesampingkan kekasihnya, Pepper Potts. Kedua: Badan Intelijen Amerika Serikat dibuat bingung karena belum ditemukan bukti fisik berupa bom atau sejenisnya atas serangkaian ledakan hebat yang dilakukan oleh seorang teroris bernama The Mandarin (Ben Kingsley).

Seperti yang saya tulis di paragraph pertama bahwa untuk melanjutkan bukanlah hal yang mudah terlebih lagi kalau dapat mengalahkan kisah sebelumnya. Shane Black sadar akan hal ini. Karena itu, diambillah satu plot dari salah satu versi komik aslinya berjudul " The Extremis" untuk menguatkan akar cerita sekuel kedua ini. Jika di film pertama bercerita tentang asal muasal Tony Stark menjadi Iron Man dan di film keduanya bercerita tentang bagaimana sikap Tony Stark mempergunakan warisan yang ditinggalkan padanya. Maka, di film ketiga lebih bercerita ke pergumulan batin seorang Tony Stark -ia harus memutuskan kemana arah hidupnya. Meneruskan menjadi seorang multi miliuner dibalik baju besinya atau malah sebaliknya. Itulah yang coba disajikan Shane Black kepada kita. Sementara pengambilan tokoh musuh utama (=bad guy) Iron Man kali ini juga terbilang sangat cerdas bahkan terbilang sangat sukses dalam mengecohkan penontonnya. Saya tidak bisa mengatakan detilnya karena nantinya akan merusak kenikmatan teman- teman yang belum menonton. Kejutan kecil yang menarik untuk ukuran sebuah film yang diangkat dari komik keluaran Marvel.   

Secara garis besar baik cerita dan naskah Iron Man 3 saya melihatnya ada sedikit perubahan dalam konteks lebih baik. Jika sebelumnya karakter Pepper Potts hanya sebagai seorang sekretaris pribadinya yang kemudian berkembang menjadi kekasih Tony Stark. Di film ketiga, karakter si Pepper Potts tampil lebih dari yang sebelumnya. Mengesankan, pasti. Bahkan, peran Jon Favreau dalam film ini tampil lebih banyak dari 2 sebelumnya sebagai Happy Hogan yang tampil konyol. Sebetulnya tidak heran karena dari filmografi dirinya memang lebih banyak terlibat/dikenal sebagai seorang aktor ketimbang sebagai seorang sutradara. Oiya, si War Machine juga masih ada di film ketiga sebagai sahabat/partner si Iron Man cuma kali ini ada sebutan baru, Iron Patriot. Diluar perubahan tersebut untuk porsi komedinya tetap juaranya. Dijamin pasti tertawa. Akhir kata, hal yang paling mengagumkan bagi saya tentu saja ada di adegan pamungkasnya, "pesta kembang api"-nya. Bagaimana tanggapan teman- teman para Marvelite sejati?.       
  

0 komentar:

Posting Komentar