Minggu, 10 Maret 2013

Deranged

Sutradara: Jeong- Woo Park (2012)


Kalau menonton film bertipe pembunuhan, hantu, monster ataupun invasi alien di Bumi. Filmnya akan dinilai bagus jika si penulis cerita dan atau sutradara berusaha membangun tingkat ketegangannya sampai dibatas penonton turut merasakannya. Rasa ketakutan itu diambil dari seorang pembunuh/ psikopat terkadang tanpa alasan jelas yang penting korban demi korban mati, atau juga dengan menghadirkan penampakan hantu secara tiba- tiba tanpa bisa dideteksi oleh penonton.Klise memang. Namun, ada satu genre yang saya amati jarang di buat oleh sineas perfilman tetapi mampu membuat rasa ketakutan yang sama malah emosi penonton ikut terbawa. Film bertipe bencana wabah penyakit massal (medical thriller disaster). Untuk sineas Hollywood sudah pernah membuat film bertipe ini melalui filmnya yang berjudul Contagion (2011) dimana penyebaran virus MEV-1 sebagai "pelakunya". Satu tahun kemudian Korea yang dikenal akan ginsengnya mencoba membuat formula yang sama.

Seperti menjadi ciri film- film produksi Korea sebelum mencapai titik poin yang menjadi tujuan utamanya, dimulai dulu dengan sisi drama. Selama 15 menit pertama, penonton diajak mengikuti pergumulan batin sebuah keluarga. Menyadari umurnya yang sudah semakin tua tetapi tidak diikuti dengan kondisi ekonomi yang makin baik, Jae- Hyuk (Kim Myeong-Min) seorang salesman obat-obatan tanpa mengenal waktu bekerja larut malam demi mencukupi nafkah keluarga, istri dan kedua putra putrinya. Disisi lain, adiknya Jae-Pil (Dong- Wan Kim) seorang detektif yang lebih berminat menekuni dunia pasar saham membuat dirinya terjerang kesulitan ekonomi pula. Baru setelah 15 menit ini Deranged ke arah tujuan utamanya. Setelah ditemukan jasad seorang wanita di tepi sungai oleh seorang pemuda yang sedang berlari-lari ketika waktu subuh. Belum sampai pihak penyelidik menemukan apa penyebab kematian wanita tadi, dalam kurun waktu yang sangat cepat korban berjatuhan berlipat ganda. Ada kesamaan pola yakni para korban sebelum meninggal memiliki kecenderungan makan dalam porsi besar tanpa diikuti berat badan dan dalam waktu 3 (tiga) hari timbul rasa haus dan dehidrasi tak wajar. Dan, jika korban melihat air bervolume banyak (dalam film ini sungai sebagai tempatnya) semua korban berlarian menuju ke sana menjeburkan dirinya untuk menghilangkan rasa haus tersebut.

Deranged tidak seperti Contagion walau sama- sama mengambil satu keluarga sebagai tokoh sentralnya. Alur ceritanya lebih terlihat sederhana dan saya pun lebih menyukai film ini daripada Contagion, ya meski Contagion dipenuhi pemain aktor Hollywood papan atas dan disutradari oleh sutradara terkenal pula, Steven Soderbergh. Selama 45 menit pertamanya saya melihat kisah yang dialurkan Deranged terlihat menegangkan. Lihat saja bagaimana hamparan manusia mengambang tak ubahnya seperti ikan yang keracunan polusi air. Unsur ketegangannya makin ditambah dengan kepanikan keluarga Jae- Hyuk dimana istri dan kedua anaknya terjangkit wabah penyakit mematikan ini. Sayang, momen menegangkannya sedikit menurun ketika muncul satu konflik yang terkesan dipanjang- panjangkan. Entah jikalau itu dimaksudkan untuk menambah greget penonton.

Sisi drama yang ada di film ini dalam porsi yang pas. Penonton sudah melihatnya dari awal bagaimana figur seorang ayah, Jae- Hyuk mencintai keluarganya. Apapun akan dilakukan demi keselamatan keluarganya. Ditengah- tengah perjuangan menyelamatkan keluarga, ada satu gambaran nyata di dalam kehidupan jaman sekarang. Niat baik seseorang terkadang mendapat balasan tak setimpal. Penyesalan sesaat, mungkin. Sisi drama ini diimbangi dengan sisi thrillernya. Selang beberapa menit selalu ada saja korban meninggal dunia. Sampai kapan akan berakhir. Apakah karakter utamanya juga akan meninggal dunia?. Diluar kesuksesan film Deranged yang meraih Box Office di negaranya sendiri dengan 2 juta penonton hanya dalam waktu 8 hari saja, Deranged berhasil menimbulkan rasa takut kepada penontonnya.                

0 komentar:

Posting Komentar