Minggu, 27 Januari 2013

Silver Linings Playbook

Sutradara: David O. Russell, 2012


Sedikit mengingat kembali dan melihat apa saja yang sudah saya lewati, di setiap tahunnya nominasi film- film yang menjadi calon terkuat untuk merebut gelar "Film Terbaik" sudah pernah saya tonton walau tidak semuanya. Sepengetahuan saya hampir sebagian besar kisah atau cerita yang disajikan ke penonton lebih menekankan sisi kualitas ceritanya yang 'kuat' -dibandingkan dengan kualitas aksinya-sehingga dari sana talenta akting dari para pemainnya sangat dibutuhkan untuk lebih 'menghidupkan' kualitas cerita itu sendiri. American Beauty, A Beautiful Mind, Chicago, Crash, No Country for Old Men, Slumdog Millionaire, The King's Speech hingga terakhir The Artist. Itulah sebagian contoh film yang sudah berhasil meraih "Film Terbaik". Memang ada sedikit perkecualian misalnya untuk film The Lord of The Rings: The Return of the King, Gladiator, The Hurt Locker yang menambahkan adegan aksi. Tetapi, kalau sudah menonton film-film yang masuk nomimasi Oscar hampir susah untuk dilupakan bagaimana bagus ceritanya. Begitulah yang sudah saya alami ketika menonton Crash, Slumdog Millionaire, dan A Separation (berhasil meraih Film Berbahasa Asing Terbaik tahun lalu). Untuk menambah referensi film lainnya selain Argo dan Les Miserables yang sudah saya tonton dan sudah saya ulas di blog ini. Sebentar lagi saya mengulas Silver Linings Playbook yang juga merupakan salah satu nominasi "Film Terbaik" tahun ini.

Sejak kejadian yang menyakitkan hatinya atas kelakuan istrinya beberapa waktu yang lalu. Membuat dirinya menderita suatu penyakit yang dinamakan bipolar disorder yaitu sejenis penyakit psikologis yang ditandai dengan perubahan perasaan yang dapat berganti secara tiba-tiba antara kebahagiaan dan kesedihan secara ekstrim. Segala sesuatu yang berhubungan dengan istrinya, Nikki (Brea Bee) membuat dirinya begitu meluap-luap terkadang sangat sedih terkadang sangat senang. Inilah yang dialami oleh seorang pria bernama Patrick Solitano (Bradley Cooper) dan setelah menjalani 8 (delapan) bulan masa pengobatannya di salah satu fasilitas kesehatan mental,  ia dijemput oleh kedua orangtuanya yang diwakili oleh ibunya, Dolores Solitano (Jacki Weaver) untuk melanjutkan masa pengobatan dan perawatan dirumah kedua orang tuanya. Sesampai dirumah, sang ayah Patrizio Solitano ( Robert De Niro) senang bercampur kaget kalau putranya sudah kembali dari masa rehabilitasi. Pertemuan Patrick dengan Tiffany (Jennifer Lawrence), seorang wanita yang sejak kematian suaminya begitu mudah menyukai setiap pria yang ditemuinya, dalam suatu undangan makam malam yang diadakan oleh temannya Ronnie (John Ortiz) membawa kedekatan hubungan mereka berdua dalam suatu simbiosis mutualisme.

Tak dapat dipungkiri talenta akting yang dipunyai Bradley Cooper semakin lama semakin matang. Dunia perfilman juga menilai demikian karena dari semua film yang sudah ia perankan, di film Silver Linings Playbook inilah yang membawa dirinya masuk ke pelbagai nominasi ajang penghargaan perfilman termasuk Academy Award. Saya sendiri yang baru menonton filmnya di The A-Team dan The Hangover Part II, saat itu belum bisa berkomentar banyak akan talenta aktingnya. Tetapi, setelah menonton film ini saya akui bakat aktingnya lebih terlihat, tidak sekedar modal tampang ganteng saja.Berperan sebagai seorang penderita bipolar disorder ditampilkan secara maksimal dalam kadar tak berlebihan. Sementara lawan mainnya, Jennifer Lawrence yang baru saja dan akan melanjutkan kembali perannya sebagai Katniss Everdeen di film The Hunger Games juga tampil seimbang dengan kualitas akting Bradley Cooper walau terpaut beda usia sekitar 15 (lima belas) tahun.

Jujur, baru di film Silver Linings Playbook saya mengetahui arti dari bipolar disorder dan arti Silver Linings. Ya, Silver Linings kurang lebih dapat diartikan "apapun yang kita jalani dalam kehidupan sehari- hari sekalipun itu keadaan terburuk bahkan seperti tak ada jalan keluar namun ada secerca harapan dan pasti ada hikmat dibaliknya". Jadi, pengambilan judul film ini pun sangatlah tepat karena di awal cerita saya melihat bagaimana keadaan dan kejadian yang dialami oleh setiap karakter utamanya sangat menyesakkan tetapi di akhir cerita ditutup dengan indah dan manis bahkan ikut tersenyum bahagia. Akhir kata, jika ingin menonton film drama dengan tambahan sedikit dunia olahraga dan tarian dicampur semua emosi senang, sedih, marah dan diperankan oleh ensemble cast saya sarankan tonton film ini. Oiya, berikut satu kutipan dari salah satu dialognya yang begitu menggena yaitu "cinta sejati adalah bersedia membiarkan pasangan kita dan menunggu dia untuk kembali".            
 

3 komentar:

  1. Wow, incredible blog format! How lengthy have you ever been blogging for?
    you made running a blog look easy. The total look of your site is magnificent, let alone
    the content!
    Here is my website ... Speakers motivational

    BalasHapus
  2. film yg heart-warming dan menggugah hati -lucu2 satir gimana gitu..

    oh ya, taun ini JLaw & Cooper duet lagi tuh di Serena, more serious film..can't wait

    BalasHapus
  3. wah saya baru kalau ada film Serena dimana mereka berdua akan kembali beradu akting...tq ya mas Nugros ntar saya cari info soal film ini.

    BalasHapus