Jumat, 11 Januari 2013

Rust and Bone

Sutradara: Jacques Audiard, 2012


Kalau mau dihitung film- film yang bertema drama romantis jarang sekali saya tonton, bahkan pernah kejadian kalau saya menonton film yang bertema ini teman saya pasti memberi komentar. Contohnya film indonesia Habibie dan Ainun yang baru saya tonton akhir tahun lalu. Teman saya bilang begini " dungaren nonton film drama? gak salah. Ya, saya bilang saya bukan orang yang anti banget ama film drama." Oke, memang betul penilaian tersebut karena saya pribadi lebih menyukai film yang bertema action, sci-fi bahkan horror-thriller tentunya. Dan, diawal bulan pertama 2013 ini saya terusik untuk mencoba menonton film yang kebetulan bertema drama pula. Alasan mengapa saya menonton film ini karena dari sumber media cetak yang saya baca (Majalah Total Film Indonesia edisi 38) disana tertulis bahwa: film ini bukan jenis melodrama yang sudah ada dan film ini berhasil membuat pesan klise "apa yang tidak membunuh Anda membuat Anda lebih kuat" hidup kembali. Berangkat dari tulisan kalimat tersebut saya merasa tertantang untuk membuktikan apakah benar adanya.
 
Rust and Bone memulai kisahnya dengan mengikuti kemana arah kaki berjalan dari kedua insan manusia. Ali (Matthias Schoenaerts) dan Sam (Armand Verdure). Ali adalah seorang ayah tunggal (single parent) yang belum mampu memberi nafkah yang layak bagi putra semata wayangnya,Sam. Layak? ya, di menit- menit pertama saja penonton sudah diberitahu bahwa untuk makan saja mereka berdua susah untuk mendapatkannya. Jalan satu- satunya untuk mengeyangkan perut dengan mengambil makanan- makanan yang tersisa, bahkan kalau perlu Ali nekad mencuri barang berharga di toko yang ia lalui. Sampai suatu hari, Ali minta tolong ke kakak iparnya untuk dijemput dan singgah sementara dirumah kakaknya, Anna (Corinne Masiero). Hubungan antara Ali dengan Anna sendiri hampir 5 (lima) tahun lamanya tak bertemu. Setibanya dirumah keluarga Anna, mereka berdua diijinkan untuk tinggal. Anna sendiri yang bekerja sebagai kasir di salah satu supermaket berniat menyekolahkan Sam demi masa depan keponakannya ini. Ali sendiri tak berdiam diri, ia mencari lowongan pekerjaan. Sesuai dengan pengalaman kerja sebelumnya dirinya diterima sebagai penjaga-mungkin bisa disebut tukang pukul- sebuah klub malam. Pekerjaan inilah yang kemudian membawa kisah film ini ke inti permasalahan.

Adalah Stephanie (Marion Cotillard), seorang wanita yang masuk ke dalam klub malam tempat Ali bekerja. Karena terlibat perkelahian dengan seorang lelaki disana, Ali berusaha melerainya. Tetapi, wajah Stephanie sudah menerima beberapa pukulan dari lelaki tadi. Sesampainya dirumah Stephanie, Ali minta beberapa es untuk mengobati tangannya yang memar. Dari dalam rumah, Ali mengetahui kalau Stephanie adalah seorang pelatih paus orca dan yang kedua kalau Stephanie sudah mempunyai hubungan dengan seorang teman lelaki yang sudah berada dirumah ini, Simon (Yannick  Choirat). Ketika Stephanie dan kawan- kawannya dalam pertunjukkannya memperlihatkan atraksi paus orca layaknya sebuah sirkus terjadi satu kecelakaan kerja. Satu kejadian yang membuat kehidupan Stephanie berubah total. Kedua kakinya harus diamputasi. Tak menerima keadaan tubuhnya yang seperti itu. Pernah suatu kali dirinya mencoba untuk bunuh diri, tetapi untungnya niatnya telah digagalkan oleh salah satu temannya. Walau begitu banyak kerabat yang datang menjeguknya, dirinya menutup diri. Hanya satu orang yang ia ingin temui. Stephanie menelpon Ali untuk mengujungi dirinya di Rumah Sakit tempat ia dirawat dan mengajaknya untuk keluar sebentar mencari udara segar. Tujuan mereka adalah pantai yang tak jauh letaknya dari Rumah Sakit ini. Begitu melihat Ali berenang, dirinya mulai terusik untuk segera mencoba berenang walau dibantu oleh Ali. Dari sini pertemuan pertama mereka tadi yang tampak biasa dan tak mungkin akan bertemu kembali malah terjadi sebaliknya. Stephanie selalu menemani Ali ketika bertarung dengan tangan kosong demi mendapatkan uang lebih diluar pekerjaan Ali sehari- hari yakni sebagai sekuriti malam hari. Rasa saling menyukai satu sama lain pun tak dapat dihindarkan. Hubungan mereka yang kian lama kian intim ini suatu ketika harus teruji. Stephanie mengetahui bahwa dirinya bukanlah satu- satunya wanita yang berada didekatnya, ya Ali begitu mudahnya jatuh cinta dengan setiap wanita yang ditemui inipun hanya untuk kesenangan belaka. Lalu, apakah  hubungan mereka berdua terputus? dan ketika Anna dipecat masalah lebih kompleks terjadi -lebih dari soal makanan-, soal apakah itu?.

Rust and Bone memperlihatkan berbagai emosi dari setiap karakter utamanya berperan. Ya, rasa senang sedih marah bahkan penyesalan mewarnai alur kisah ini bercerita. Ada satu adegan mendekati akhir cerita yang mampu membuat saya pribadi ikut terbawa emosinya sampai berkata dalam hati " tolong sampai terjadi keadaan seperti itu". Seperti pesan klise "apa yang tidak membunuh Anda membuat Anda lebih kuat" digambarkan dengan baik oleh penampilan akting Marion Cotillard- yang terakhir berperan sebagai Miranda di film The Dark Knight Rises- walau secara fisik tak bisa berbuat lebih tetapi jiwanya tetap 'berlari'. Akhir kata, seperti yang tertulis di akhir kalimat paragraph pertama saya akui Rust and Bone memang menawarkan kisah melodrama yang tetap asyik untuk ditonton meski durasinya hampir 2 jam.   

2 komentar:

  1. Howdy I am so delighted I found your webpage,
    I really found you by accident, while I was looking on Aol for something else,
    Anyways I am here now and would just like to say many thanks for a fantastic post and
    a all round interesting blog (I also love the theme/design), I don't have time to read through it all at the moment but I have saved it and also added in your RSS feeds, so when I have time I will be back to read a lot more, Please do keep up the awesome job.
    My weblog Luis Souto ecommerce projects handled marine stores

    BalasHapus