Sabtu, 19 Januari 2013

Les Misérables

Sutradara: Tom Hooper, 2012


Sesuatu diluar yang dikenal umum biasanya menimbulkan pro dan kontra. Demikian pula berlaku pada film ini yang mana sedari awal kita sudah diberikan semacam peringatan kalau film ini bertema drama musikal yang diangkat dari novel karangan Victor Hugo tahun 1862 yang kemudian menjadi salah satu novel terlaris dijamannya, abad ke-19. Pada tahun- tahun belakangan ini film bertema drama musikal jarang dirilis jadi bagi penonton yang rindu akan film musikal pasti menyukainya (pihak pro) demikian pula sebaliknya bagi yang sama sekali belum terbiasa bahkan sudah anti dengan film musikal hampir dipastikan tidak menyukai film ini ( pihak kontra). Pertama kali ketika saya mengetahui film ini murni drama musikal, sudah tak ingin menontonnya apalagi di bioskop. Tetapi, ketika mengetahui bahwa film ini berhasil memenangkan penghargaan di ajang Golden Golden ke-70 yang baru saja digelar. Muncullah niat saya untuk menyaksikan bagaimana atau apa kekuatan dari film ini.

Setelah dibuka dengan pelarian Jean Valjean (Hugh Jackman) di suatu penjara karena hanya mencuri sebuah roti bagi adik saudaranya, lalu film memfokuskan bagaimana pergulatan batin Jean Valjean. Akhir dari pelarian dirinya diterima di suatu Gereja. Sayang, niat baik pihak Gereja disalahgunakannya. Mengetahui bahwa Valjean mencuri beberapa perabotan Gereja, bukannya dihukum dan diseret kembali ke pihak terkait tetapi oleh si Uskup langsung dimaafkan sembari berkata "ada satu tujuan dibalik semua ini". Akhir dari pergulatan batinnya yakni ia memutuskan bahwa tidak ada lagi orang yang namanya Jean Valjean yang seorang pencuri. Loncat ke 8 (delapan) tahun kemudian dengan menggunakan identitas baru Valjean menjadi seorang pemilik pabrik sekaligus seorang Walikota. Adalah Fantine (Anne Hathaway), seorang buruh wanita yang bekerja di pabrik ini demi menghidupi dirinya bersama putri semata wayangnya. Pertemuan Valjean untuk kedua kalinya dengan Fatine dalam kondisi sangat menyedihkan ditambah lagi ada satu janji yang harus dipenuhi oleh Valjean untuk menemukan putri Fantine, Cosette (Amanda Seyfried). Dilain pihak, seorang Inspektur Javert ( Russell Crowe) semakin lama semakin mengetahui siapa sosok Valjean di masa lalu, membuat kisah film ini makin lama makin menarik untuk diikuti.

Tokoh sentral dalam film ini adalah Jean Valjean -yang berhasil dibawakan secara maksimal oleh Hugh Jackman yang sebelumnya kita kenal perannya sebagai Wolverine di saga X-Men- karena sebagai tokoh pembuka dan penutup film ini sendiri. Dari karakter Jean Valjean inilah penonton secara perlahan- lahan digiring untuk menemui karakter utama dan atau karakter tambahan lainnya dimana masing- masing karakter mengalami pergulatan batin. Dalam permasalahan itulah, Sang Kuasa menjadi curhatan kesedihan hati. Selain Hugh Jackman semua aktor aktris di film ini juga tak mau kalah menunjukkan kualitas akting sekaligus kualitas suaranya. Ya, sepanjang film dialog- dialog yang ada dinyanyikan secara langsung. Yang cukup mengejutkan saya  adalah kualitas suara Russell Crowe yang ok juga secara kalau berbicara bernada berat.

Sebelum Les Misérables sudah ada film- film yang memiliki tema serupa drama musikal. Sebut saja The Phantom of Opera (1989), Evita (1996), Moulin Rogue (2001), Chicago (2002), Dream Girls (2006), Nine (2009) bahkan yang paling klasik ada The Sound of Music (1965). Tetapi, baru pertama kali ini saya menonton film drama musikal apalagi yang sudah saya sebutkan diatas semua dialognya dinyanyikan. Suatu tantangan yang berhasil saya lewati. Ya, saya berhasil menonton kisah ini tanpa keluar dari pintu bioskop sebelum akhir filmnya. Tidak seperti beberapa penonton yang saya lihat keluar dari pintu bioskop tak kembali lagi. Diluar saya belum menonton King's Speech arahan sutradara Tom Hooper sebelum film ini dan juga diluar saya juga belum membaca novel ini. Saya begitu kagum dengan arahan Tom Hooper menuntut penontonnya menikmati kisah sengsara -arti Les Misérables- tiap karakter yang berperan didalamnya dengan diselingi beberapa adegan humor. Akhir kata, kesampingan dulu keseluruhan dialog yang dinyanyikan -yang mungkin membuat rasa bosan- karena film ini memiliki inti kisah bagus dan pantas meraih penghargaan sebagai "Film Musikal/Komedi Terbaik" di ajang Golden Globe ke-70.           

0 komentar:

Posting Komentar