Director: Andrew Stanton, 2012
Mars, planet keempat
dari Matahari dalam tata surya ini sudah pernah dibuat oleh para sineas
perfilman Hollywood . Seingat saya, judul yang pernah saya tonton adalah Red Planet dan Mission
To Mars –kedua film ini sama- sama dirilis tahun 2000 dan bergenre thriller
sci-fi-, sementara Mars Needs Moms keluaran
Walt Disney –pastinya dibuat versi animasi ini- adalah film petualangan seorang
anak laki-laki yang mencari ibunya, sehingga
aman ditonton anak kecil. Lalu, apa yang ingin ditawarkan oleh Andrew Stanton
yang sebelumnya pernah menghadirkan Finding
Nemo dan Wall-E ini, mengingat John Carter adalah seri novel klasik populer
milik Edgar Rice Burroughs hampir 1 abad yang lalu.
Diceritakan, ada seorang mantan tentara kavaleri bernama John
Carter (selanjutnya saya sebut Carter) yang sebelum meninggal dunia mewariskan
sebuah jurnal pribadi kepada keponakannya,Edgar Rice Burroughs-supaya segera
dibaca karena penyebab kematian sang paman tertulis disana-melalui pengacaranya.
New York ,1881 Carter berhasil kabur dari penjara militer hanya untuk
berhadapan dengan suku Indian. Ditengah pengejaran, Carter memasuki sebuah Gua
Laba-Laba. Betapa terkejutnya bukan monster laba- laba yang ditemuinya
melainkan sesosok makhluk yang ingin membunuhnya. Tak lama kemudian, Carter
secara misterius terkirim ke sebuah padang pasir, didunia lain hanya karena
memegang sebuah medali dari tangan makhluk tersebut. Perlahan- lahan sambil
mempertanyakan dimana sekarang ia berada, ia menuju cahaya yang dilihatnya dari
kejauhan. Disitulah Carter bertemu dan berkenalan dengan Tars Tarkas, makhluk
barbarian bertanduk dan berlengan empat, yang mengajak Carter ke tempatnya,
suku Tark.
Barsoom-sebutan lain untuk planet Mars- sedang diambang proses
kehancuran. Kota Helium, satu-satunya kota di Barsoom akan segera dihancurkan
oleh Sab Than, penguasa Kota Zodanga. Jalan keluar satt-satunya untuk menyelamatkan
kota Helium , jika Putri kota Helium, Dejah Thoris bersedia menerima lamaran
Sab Than. Diselimuti rasa bimbang, Dejah melarikan diri untuk sementara.
Pelarian ini mempertemukan Carter dengan Dejah. Dari penjelasan Dejah, Carter
baru mengetahui bahwa tempat sekarang ia berada adalah Planet Mars. Merasa
saling membutuhkan, Carter yang ingin
secepatnya kembali ke Jarsoom-sebutan lain untuk planet Bumi- sementara Dejah
yang ingin mengalahkan kekuasaan Sab Than dengan bantuan kekuatan Carter-yang
tak dimiliki oleh para penghuni planet Barsoom- yakni kemampuan melompat tinggi
dengan satu hentakan. Dan, petualangan John Carter, si manusia super di planet Barsoom,
segera dimulai.
Dengan durasi film 2 jam lebih ini, saya pribadi menilai
sang sutradara Andrew Stanton terlalu berlama- lama membawa kisahnya ke arah fantasi
petualangan. Mungkin, karena ini adalah
film live action pertama baginya,
sehingga hampir keseluruhan film ini berkutat bagaimana manusia bumi yang tiba-tiba menjadi pahlawan di planet lain,
bertemu dengan Putri Helium nan cantik kemudian timbul benih- benih cinta diantara
mereka berdua, ketimbang menyajkan sci-fi
luar angkasa. Ya, meski ada beberapa adegan adu pedang -mengingatkan saya dengan film Star Wars-, lalu juga ada adegan Carter
melawan sosok monster putih di colosseum- langsung teringat dengan film Gladiator-,
tembak-tembakan antar kapal perang- (lagi-lagi)mengingatkan saya dengan film Saga
Pirates of The Caribbean- tapi versi udara ha3x. Sebagai penutup, walau film
ini produksi Walt Disney saya sarankan jangan ajak anak- anak untuk menonton
film ini.
0 komentar:
Posting Komentar