Rabu, 11 Juli 2012

John Carter

Director: Andrew Stanton, 2012


Mars,  planet keempat dari Matahari dalam tata surya ini sudah pernah dibuat oleh para sineas perfilman Hollywood . Seingat saya, judul yang pernah saya tonton adalah Red Planet  dan Mission To Mars –kedua film ini sama- sama dirilis tahun 2000 dan bergenre thriller sci-fi-, sementara  Mars Needs Moms  keluaran Walt Disney –pastinya dibuat versi animasi ini- adalah film petualangan seorang anak  laki-laki yang mencari ibunya, sehingga aman ditonton anak kecil. Lalu, apa yang ingin ditawarkan oleh Andrew Stanton yang sebelumnya pernah menghadirkan Finding Nemo dan Wall-E ini, mengingat John Carter adalah seri novel klasik populer milik Edgar Rice Burroughs hampir 1 abad yang lalu. 

Diceritakan, ada seorang mantan tentara kavaleri bernama John Carter (selanjutnya saya sebut Carter) yang sebelum meninggal dunia mewariskan sebuah jurnal pribadi kepada keponakannya,Edgar Rice Burroughs-supaya segera dibaca karena penyebab kematian sang paman tertulis disana-melalui pengacaranya. New York ,1881 Carter berhasil kabur dari penjara militer hanya untuk berhadapan dengan suku Indian. Ditengah pengejaran, Carter memasuki sebuah Gua Laba-Laba. Betapa terkejutnya bukan monster laba- laba yang ditemuinya melainkan sesosok makhluk yang ingin membunuhnya. Tak lama kemudian, Carter secara misterius terkirim ke sebuah padang pasir, didunia lain hanya karena memegang sebuah medali dari tangan makhluk tersebut. Perlahan- lahan sambil mempertanyakan dimana sekarang ia berada, ia menuju cahaya yang dilihatnya dari kejauhan. Disitulah Carter bertemu dan berkenalan dengan Tars Tarkas, makhluk barbarian bertanduk dan berlengan empat, yang mengajak Carter ke tempatnya, suku Tark.

Barsoom-sebutan lain untuk planet Mars- sedang diambang proses kehancuran. Kota Helium, satu-satunya kota di Barsoom akan segera dihancurkan oleh Sab Than, penguasa Kota Zodanga. Jalan keluar satt-satunya untuk menyelamatkan kota Helium , jika Putri kota Helium, Dejah Thoris bersedia menerima lamaran Sab Than. Diselimuti rasa bimbang, Dejah melarikan diri untuk sementara. Pelarian ini mempertemukan Carter dengan Dejah. Dari penjelasan Dejah, Carter baru mengetahui bahwa tempat sekarang ia berada adalah Planet Mars. Merasa saling membutuhkan,  Carter yang ingin secepatnya kembali ke Jarsoom-sebutan lain untuk planet Bumi- sementara Dejah yang ingin mengalahkan kekuasaan Sab Than dengan bantuan kekuatan Carter-yang tak dimiliki oleh para penghuni planet Barsoom- yakni kemampuan melompat tinggi dengan satu hentakan. Dan, petualangan John Carter, si manusia super di planet Barsoom, segera dimulai.

Dengan durasi film 2 jam lebih ini, saya pribadi menilai sang sutradara Andrew Stanton terlalu berlama- lama membawa kisahnya ke arah fantasi petualangan.  Mungkin, karena ini adalah film live action pertama baginya, sehingga hampir keseluruhan film ini berkutat bagaimana manusia bumi yang tiba-tiba menjadi pahlawan di planet lain, bertemu dengan Putri Helium nan cantik kemudian timbul benih- benih cinta diantara  mereka berdua, ketimbang menyajkan sci-fi luar angkasa. Ya, meski ada beberapa adegan adu pedang -mengingatkan saya  dengan film Star Wars-, lalu juga ada adegan Carter melawan sosok monster putih di colosseum- langsung teringat dengan film Gladiator-, tembak-tembakan antar kapal perang- (lagi-lagi)mengingatkan saya dengan film Saga Pirates of The Caribbean- tapi versi udara ha3x. Sebagai penutup, walau film ini produksi Walt Disney saya sarankan jangan ajak anak- anak untuk menonton film ini.



0 komentar:

Posting Komentar