Rabu, 18 Juli 2012

Hi5teria




Jelangkung yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ditahun 2001, membuka ‘udara segar’ bagi insan perfilman Indonesia untuk membuat film bertema horror supranatural. Terbukti sudah puluhan atat mungkin sudah  ratusan judul film sudah terputar atau akan diputar di bioskop Indonesia. Tapi, bagaimana jika ide cerita yang ada hanya untuk beberapa menit saja (= cerita pendek), kemudian dijadikan dalam satu film dengan sutradara berbeda- beda.Omnibus, ya istilah inilah yang kemudian dikembangkan. Salah satu film omnibus produksi Indonesia yang sudah saya tonton adalah Fisfic 6 vol 1.

Pasar Setan ( Sutradara: Andriyanto Dewo )
Sepasang kekasih dalam pendakian di hutan Gunung Lawu, Sari dan Jaka namanya. Karena merasa tersesat, Sari meninggalkan jejak berupa sobekan kain bajunya yang dikat di salah satu potongan kayu. Hari berganti hari Sari tetap berusaha menemukan Jaka, namun yang ia temui malah Zul,seorang lelaki didalam hutan ini juga karena tersesat dari 2(dua) kawannya. Anehnya, jika malam hari  mereka berdua bisa melihat satu pasar yang sangat ramai. Namun, jika di siang hari pencarian mereka hanya berputar- putar di satu lokasi, karena yang dilihat mereka berdua hanyalah kain sobekan tadi.  Apakah mereka berdua berhasil menemukan Jaka?.  

Wajang Koelit ( Sutradara: Chairun Nissa )
Nicole, seorang jurnalis yang bertugas meliput pertunjukan kesenian tradisional Jawa Tengah, Wayang Kulit. Salah satu pria lokal disana memberitahu jika di kampung, wayang dipakai untuk acara ruwatan ( yang artinya adalah  merayakan sesuatu menuju kemenangan ). Atas rasa keingintahuannya lebih akan seni wayang kulit ini , seusai acara Nicole mendekati salah satu yang memainkan wayang,Muni namanya. Sebenarnya usaha Nicole bisa dikatakan berhasil, karena salah satu jepit rambut Muni terjatuh, dan Nicole ingin mengembalikan dan bertemu untuk kedua kalinya dengan Muni. Sayang, pertemuan kedua kalinya membawa Nicole ke dunia mistis yang mengancam jiwanya.

Kotak Musik ( Sutradara : Billy Christian )
Umumnya cara berpikir manusia berdasar ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan kata lain sesuatu yang berhubungan dengan “dunia luar” itu mestinya tak ada. Inilah gambaran dari Farah seorang dosen yang sudah mengeluarkan satu buku berjudul “ There Is No Ghost”. Suatu kali pacarnya mengadakan eksperimen untuk mengetahui keberadaan makhluk halus, dan yang ditemui Farah adalah satu kotak musik.  Ketidakpercayaan menjadi percaya, saat Farah dihadapkan bukan kotak musik semata yang dilihatnya, namun “sesuatu” .

Palasik ( Sutradara: Nicholas Yudifar)
Dalam liburannya suami istri beserta putrinya yang menginjak remaja menghabiskan kesenangannya di sebuah villa. Si istri, Vita,yang sedang mengandung dan untuk melindungi dirinya dari roh halus ia selalu membawa sebuah gunting. Tindakan ini dipandang menyebalkan oleh Novi, anak tirinya. Suatu kali terjadi Vita  melihat sesosok manusia tanpa kepala berjalan diluar halaman rumahnya. Kepanikan ini berulang kali diredakan sang suami, bahwa itu hanyalah halusinasi saja. Kala sang suami - mendapat panggilan tugas mendadak- meninggalkan Vita di villa.  Satu terror tanpa habis terjadi yang semuanya berhubungan dengan masa lalu.

Loket ( Sutradara: Harvan Agustriansyah)
Apa jadinya jika kita seorang diri bertugas dimalam hari yang tugasnya menjaga parkir mobil. Mungkin, sebagian besar menganggap biasa, tapi menjadi tidak biasa bagi seorang gadis yang harus mengalami  keanehan. Mulai dari palang pintu yang tak dapat dibuka ketika salah satu mobil hendak keluar, muncul sesosok wanita tua yang selalu menghantuinya bahkan ia melihat dirinya sendiri. Apakah dia meninggal?  Semakin ia mencari jawaban atas keanehan yang dialaminya membawa kepada satu kebenaran.

Dibandingkan dengan Fisfic 6 Vol 1, saya lebih menyukai Hi5teria ini. Mungkin, Hi5teria diproduksi untuk konsumsi layar lebar yang tidak demikian untuk Fisfic 6 vol 1 langsung ke dalam bentuk DVD.  Dan, dari 5(lima) kisah pendek - semuanya memiliki kesamaan cerita mengangkat mitologi  Indonesia dan tokoh utamanya adalah wanita- yang coba disajikan oleh 5 (lima) sutradara muda Indonesia. Saya lebih menyukai cerita Loket, mengapa?. Sebenarnya ceritanya biasa- biasa saja, hanya satu lokasi yang dipakai yakni tempat parkir mobil, dan hanya 3(tiga) pemain, namun  dengan pintarnya si sutradara membuat kisahnya menjadi tak biasa, yap twist berlapis. Jadi, bagi penyuka horror produksi negeri sendiri coba tonton film ini, karena benar- benar berbeda dengan film horror -yang hanya mengandalkan unsur sensualitas- yang sudah tayang di Indonesia akhir-akhir ini.


0 komentar:

Posting Komentar