Rabu, 27 Februari 2013

Red Dawn

Sutradara: Dan Bradley, 2012


Kalau dilihat dari trailernya film ini terlihat menjanjikan. Pada detik ke-9 di salah satu kafe Sang Dewa Petir berbincang- bincang  dengan seorang wanita yang rupanya dia kenal sebelumnya. Tiba- tiba semua lampu kota padam. Di pagi harinya sebuah snowglobe terguncangkan oleh sesuatu. Ternyata diluar lebih menghebohkan. Lantas, yang menjadi pertanyaan apakah dari trailer tersebut dapat mewakili keseluruhan kisahnya?. Alasan saya pribadi menonton film ini kemarin malam (juga) karena melihat trailernya, selain tentunya ada nama Chris Hemsworth yang terakhir dia sebagai "The Huntsman" dalam Snow White and The Huntsman (2012) berperan di film ini. Baiklah, saya mencoba mengulas bagaimana atau apa isi kisah yang coba diarahkan oleh Dan Bradley dalam film perdananya, Red Dawn.

Sebelumnya selama kurang lebih 1-2 menit dibuka dengan narasi yang membahas dampak krisis ekonomi di Eropa. Ada penyebutan 3 (tiga) negara A.S, Rusia dan Korea Utara. Pidato Presiden A.S Obama dan beberapa pihak Kenegaraan diselipkan sedikit. Kemudian ditutup dengan reportase salah satu reporternya yang berkata "apa sebenarnya yang sedang terjadi"?. Ya, sampai disini saya masih menerka- nerka apakah Red Dawn berkisar dunia politik?. Kemudian adegan berpindah ke acara olahraga fantasy football dimana salah satu anggota tim "Wolverine" adalah Matt Eckert (Josh Peck) -dihadiri oleh ayahnya, Tom Eckert ( Brett Cullen) dan kakaknya, Jed Eckert (Chris Hemsworth)-  sedang bertanding dengan tim lawan yang diakhiri dengan kekalahan timnya. Sebenarnya Jed datang ke kota ini dalam rangka cuti berkumpul bersama keluarganya ditengah masa tugasnya sebagai seorang marinir Amerika Serikat. Di malam pertama Jed mengambil cuti sedikit mengalami gangguan atas padamnya lampu kota. Tanpa mengambil pusing apa sebabnya hampir seluruh lampu kota padam, malam hari itu dia lalui. Keesokan harinya, kedua saudara ini dalam kondisi panik dan ketidaktahuan karena di luar rumah apa yang mereka lihat adalah sesuatu diluar dugaan. Pesawat udara terjun bebas ke rumah penduduk. Parasut bergelantungan di udara tanpa seharusnya. Apakah sedang ada latihan militer atau apakah terjadi serangan makhluk asing?.

Selama 15 (lima belas) menit diparuh waktu pertamanya, saya masih menikmati film ini. Masih sesuai ekspektasi. Namun, ekspektasi saya tadi sedikit menurun. Alasan pertamanya karena saya baru mengetahui apa sebenarnya yang membuat lampu padam, pesawat berjatuhan "oo, ternyata itu tho..". Alasan kedua adalah saya baru tahu kalau film Red Dawn (2012) ini ternyata remake dari film yang berjudul sama di tahun 1984 yang mana waktu itu si pemeran tokoh Jed adalah Patrick Swayze. Semisalnya kalau saya tahu versi remake tidak bakalan kecewa. Gampang ditebak. Ya, karakter Jed sengaja diciptakan oleh penulis naskah cerita sebagai sosok pemimpin dengan karakternya sebagai seorang marinir. Jadi, untuk tokoh Jed yang diperankan oleh Chris Hemsworth sebenarnya si sutradaranya tidak salah pilih, tapi  (mungkin hanya) saya pribadi melihat akting dan ekspresi Hemsworth kok begitu saja ya begitu datar. Baik di film The Cabin In The Woods (2011), Thor (2011) The Avengers (2012) dan Snow White and The Huntsman (2012) saya tidak melihat kualitas aktingnya tapi oke lah mungkin dia cocok berperan di film-film bertema jagoan yang berbekal badan tegap dan besar. Untuk penampilan Josh Hutcherson, Will Yun Lee dan Jeffrey Dean Morgan diantara pemain- pemain yang belum saya kenal masih belum mampu membawa Red Dawn yang asyik untuk ditonton. Salah satu yang mampu adalah aksi ledakan dan tembakan senjata, itu saja sudah familiar di level perfilman Hollywood.

Mau dibilang jelek tidak juga tapi mau dibilang bagus kok sepertinya saya terkesan berlebihan menilai film ini secara keseluruhan. Apakah penyebabnya di tangan Dan Bradley yang baru pertama kalinya menjabat sebagai seorang sutradara?. Jujur, saya belum bisa menilainya karena (kembali lagi) saya belum menonton versi orisinalnya tahun 1984. Sisi baiknya Red Dawn adalah di poin semangat patriot kaum remaja yang berulang kali ditunjukkan. Seperti yang diucapkan Jed disalah satu dialognya " kita bagaikan kutu kecil melawan seekor anjing besar". Dan, seperti itulah film ini dimulai sampai berakhir dibarengi secara bergantian adegan ledakan dan senapan dengan nuansa drama remaja pada umumnya. Sifat egois pribadi bertentangan dengan sifat kelompok. Akhir kata, Red Dawn hanyalah sekedar film hiburan semata tapi tak membekas sedikitpun.    
     

4 komentar:

  1. film gaje, itu kostum tentara sama simbol benderanya masih pakai PLA army, dah gitu orang amerika banyak yang rada rada begok gitu, apa bisa mereka membedakan sekutunya jepang dan korsel, dibanding korut, mana senjata serbunya pakai ak pula ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. dibilang film gaje sich enggak juga, karena penonton sdh tau arah kemana Red Dawn bercerita hingga berakhir. Hanya pandangan saya film Red Dawn ini terlihat sekali menonjolkan sisi nasionalismenya yang diambil dari sudut pandang kaum pemuda pemudinya.

      Hapus
  2. lagian hari gini masih percaya amerika bisa diinvasi pakai paratroop? memangnya jaman perang dunia ke II coy? lha itu pesawat carrier korut di tengah pasifik juga bakalan tenggelam semua kena rudal hornet amerika yang bisa nembak dari jarak 100 km.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sore anonim...ambil segi hiburannya aja dan tengkiu sudah kasih komentar di blog ini :)

      Hapus