Minggu, 10 Februari 2013

A Good Day To Die Hard

Sutradara: John Moore, 2013


"Kau yang mencari masalah atau masalah yang mencari engkau," kata Jai Courtney kepada Bruce Willis dalam A Good Day To Die Hard. "Kemanapun McClane berada disanalah pasti ada ketidakberesan yang menuntut dirinya turut campur". Begitulah gambaran ketiga sutradara sebelumnya tentang karakter Bruce Willis dalam ke-4 filmnya Die Hard (1988), Die Hard 2(1990), Die Hard With A Vengeance (1995), dan Live Free or Die Hard (2007), seorang pria yang bekerja sebagai detektif kepolisian New York dan ketika para musuh berhadapan dengannya kematian semakin terasa dekat bagi mereka. Jadi, sangat menggoda bagi calon sutradara berikutnya untuk memunculkan jagoan satu ini kembali ke layar lebar, tentunya dengan ide segarnya. Akhirnya di bulan kedua tahun 2013, John Moore adalah sutradara ke-4 yang menerima tongkat estafet dari sutradara sebelumnya Len Wiseman dengan menghadirkan satu karakter baru yaitu Jack McClane, putra dari John McClane setelah sebelumnya di Live Free or Die Hard sudah dimunculkan putrinya, Lucy McClane (Mary  Elizabeth Winstead).

Film dibuka dengan adegan di dalam sel penjara dimana salah satu tahanannya adalah Yuri Komarov (Sebastian Koch), seorang tahanan politik yang dalam proses pengadilan. Satu hari sebelumnya, Komarov didatangi oleh musuh-dulunya mereka berdua adalah sahabat lama- Chagarin (Sergei Kolesnikov). Maksud dan tujuan kunjungan Chagarin adalah untuk menawarkan kebebasan penuh terhadap semua tuduhan yang berkenaan dengan dirinya tetapi dengan satu syarat Komarov harus  menyerahkan satu berkas yang diinginkannya. Karena, tawaran yang diberikan Chagarin ditolak mentah- mentah sementara dirinya harus mendapatkan berkas penting tersebut, maka timbullah rencana penculikan terhadap Komarov di dalam ruangan saat persidangan dimulai. Sayang, rencana tersebut digagalkan oleh Jack McClane (Jai Courtney) yang saat itu menjadi seorang mata- mata dari C.I.A sehingga terjadilah kejar- kejaran dengan tim Chargain yang berusaha menculik Komarov dari tangannya. Di tengah pengejaran inilah, secara tak terduga Jack bertemu dengan ayahnya, John McClane ( Bruce Willis). Melihat putranya dalam pengejaran pihak musuh yang sebelumnya tak dikenal olehnya, dimulailah aksi kejaran- kejaran, baku tembakan dan ledakan di sepanjang film ini. Dan, diakhir cerita penonton akan mengetahui apa isi sebenarnya yang terdapat dalam berkas itu.  

Skip Woods, salah satu penulis cerita sekuel ke-4 Die Hard ini berhasil membawa ide cerita barunya dimana saya pribadi melihat benang merahnya lebih ke arah hubungan keluarga, diluar adegan aksi non-stopnya itu. Jack yang diawal cerita merasa terganggu bahkan marah besar atas kedatangan ayahnya karena mengagalkan misinya yang sudah dibangun sekitar tiga tahun lamanya. Disisi lain, kedatangan John McClane di Moskow yang semula untuk berlibur -menjalin komunikasi dengan putranya yang terputus- diawal kisah juga merasa kaget kalau selama ini anaknya bekerja di C.I.A yang notabene hampir serupa dengan pekerjaannya selama ini. Seiring berjalannya waktu dan oleh suatu keadaan, hubungan ayah anak ini sedikit demi sedikit terikat dan akhirnya ada kerjasama menumpaskan musuh yang mengancam kehidupan dunia karena mempunyai senjata nuklir.

Harus saya akui dan untuk kedua kalinya berkata  bahwa A Good Day To Die Hard terkesan lebih ringan dari harapan saya sebelum menonton film ini. Jujur, adegan aksi yang ditampilkan di sepanjang kisahnya berhasil membuat saya berdecak kagum terutama dibagian klimaksnya dengan sedikit penambahan slow-motionnya. Luar biasa. Ditambah lagi, kehadiran twist di film ini yang sempat menggecohkan penontonnya. Tetapi, jika mau dibandingkan dengan Live Free Or Die Hard film ini sedikit dibawahnya. Apakah mungkin penyebabnya mengingat usia Bruce Willis yang sudah semakin tua sehingga kadar aksinya dikurangi sedikit?. Yang jelas, sisi baiknya dari lebih ringannya film ini membuat sekuel kali ini lebih ceria se-ceria senyuman keluarga McClane.              

0 komentar:

Posting Komentar