Rabu, 26 Desember 2012

The Assassins

 
Director: Linshan Zhao, 2012



Ketika lagi menunggu pintu gedung bioskop akan dibuka, kalau tidak salah ingat menonton Skyfall di Galaxy Mall XXI, saya jalan- jalan sebentar melihat beberapa poster film yang akan segera tayang di Indonesia terutama di Surabaya.  Ada satu poster film yang langsung menarik perhatian saya. Gambar posternya saja - dengan busana dan setting kerajaan-sudah mengundang ketertarikan untuk mengetahui lebih lanjut siapa saja pemainnya. Terlihat jelas  dengan ukuran skala gambar lebih besar dari pemain lainnya wajah aktor Asia terkenal pada jamannya, Chow Yun-Fat. Dan, yang bikin saya lebih tertarik untuk menonton film ini di kemudian hari adalah ada si cantik Liu Yifei dan Alec Su. Bagi yang kurang mengetahui siapa Liu Yifei, sebelum film ini dia pernah bermain di film The Forbidden Kingdom (2008), A Chinese Ghost Story (2011), dan terakhir di The Four (2012)- khusus The Four  ulasan ceritanya sudah saya posting di blog ini. Sementara, aktor Alec Su pasti banyak yang tahu atau mungkin ada teman- teman yang lupa. Ya, aktor ini pernah berperan di salah satu TV Serial Princess Returning Pearl a.k.a My Fair Princess kalau di salah satu TV lokal Indonesia serial ini berjudul “Putri Huanzhu”. Well, meski saya belum membaca resensi singkat  bagaimana ceritanya, yang penting ada 3 ( tiga) nama artis diatas sudah cukup bagi saya untuk menontonnya.

Seperti biasa sebelum saya mengulas cerita ini lebih lanjut, saya membagi cerita ini menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan 3 (tiga) bagian waktu, waktu disini yang dimaksud adalah tahun.  Akhir musim dingin tahun 14 Jian-an, akhir musim dingin tahun 24 Jian-an dan sekitar tahun 25 Jian-an.  Untuk lebih memudahkan memahami jalan cerita, saya fokuskan terlebih dahulu hal-hal apa saja yang terjadi di tahun 24 Jian-an.  Adalah Cao Meng De- yang lebih kita kenal dengan nama Cao Cao- bersama Dong Wu pulang kembali ke istana miliknya, Dong Que Tai setelah berhasil mengalahkan Kuan Yu. Tetapi, sebetulnya berita yang sangat dinantikan oleh seluruh penghuni istana Dong Que Tai adalah berita kematiannya itu sendiri. Kehadiran Cao Cao dalam keadaan masih segar bugar serta merta membuat kaget penghuni istana ini termasuk  Kaisar Han beserta para Menteri. Lalu, dihadapan warga istana dirinya mengumumkan bahwa kota Fan sudah ditaklukannya, Kuan Yu sudah dibunuh oleh Li Meng, anak Sun Quan menyerahkan kepala Kuan Yu kepadanya, tetapi yang menjadi pertanyaan bagi dirinya “siapa yang ingin mengadu domba dirinya dengan Liu Bei”?. Sebagai penghormatan pada Kuan Yu dirinya mewakili Kerajaan Han akan membuat Tugu Han Shou untuknya. Selepas itu, hadirlah seorang wanita cantik berjubah merah didepannya. Siapa wanita ini dan apa ada tujuan tersembunyi? Saya akan membahas siapa wanita ini pada paragraph selanjutnya. Masih di tahun yang sama, Cao Cao membuka kembali satu pintu yang lama tak dibukanya hampir 10 (sepuluh) tahun lamanya,  karena itupun atas perintahnya sendiri. Di balik pintu ini tersimpan satu memori kenyataan yang cukup pahit.

10 (sepuluh) tahun yang lalu tepatnya akhir tahun 14 Jian-an.  Bertepatan Tahun Tikus dimana keempat bintang bergabung adalah saat hari yang baik untuk terjadinya pergantian Dinasti. Cao Cao diminta oleh pejabat pemerintahan untuk segera naik tahta. Tetapi, seperti yang sudah saya tulis sebelumya terjadi satu memori kepahitan.  Secara tak terduga Cao- Cao seketika itu langsung membunuh pejabat pemerintah yang ada ditempat kejadian. Mengapa Cao Cao melakukan hal ini?. Sebelum pertanyaan ini terjawab, saya melanjutkan apa yang terjadi di tahun 14 Jian-an. Adalah Ling Ju dan Mu Shun, 2 (dua) anak yatim korban dari orang tuanya yang dibunuh Cao-Cao. Semasa kecil mereka berdua dibawa ke suatu tempat gelap. Ditempat inilah mereka berdua bersama anak seusia mereka  diharuskan latihan perang setiap hari tanpa tahu apa tujuannya. Sampai suatu hari, Ling Ju –wanita berjubah merah yang saya sebut di paragraph sebelumnya- akhirnya mengetahui bahwa latihan yang sudah dilakukannya hanyalah untuk membunuh satu orang berpengaruh, yang tak lain adalah Cao- Cao. Sekarang, saya harap teman- teman sudah lebih memahami benang merah ceritanya. Oke, kembali  lagi ke tahun 24 Jian-an. Usaha percobaan pembunuhan terhadap Cao- Cao tidak hanya direncanakan oleh mereka berdua saja, Ling Ju dan Mu Shun.  Pernah suatu malam , pihak ibukota Xin-Du menyerang istananya  Dong Que Tai untuk membunuh Cao- Cao.  Kisah ini makin bertambah rumit karena anak dari Cao- Cao, Cao Bie berniat menggantikan kedudukan Kaisar Han yang mana juga didukung oleh salah satu permaisuri Kaisar Han. Dan, selama berjalannya waktu film ini mulai mengarah ke drama cinta segitiga antara Mu Shun-Ling Ju- Cao Cao. Bagaimana akhir kisah ini? Alasan utama apakah yang menyebabkan pihak istana tak mundur  untuk membunuh Cao- Cao?. Dipihak lain apakah Ling Ju dan Mu Shun berhasil membunuh Cao Cao sesuai dengan tugas dan tujuan yang harus diselesaikan mereka sewaktu masih muda? Semua pertanyaan ini akan terjawab di tahun 25 Jian-an yang bertepatan pesta Dong Que Tai.

Bagi teman- teman yang  pernah menonton TV Serial The Three Kingdoms atau setidaknya pernah menonton film Red Cliff(2008) dan Red Cliff II (2009) pasti tahu sifat dan karakter Cao-Cao. Seorang panglima perang paling kejam dan licik namun disatu sisi dia disanjung bagaikan pahlawan, berani dan pintar di Kerajaan Han. Bagaimana tidak, Kerajaan Han bisa begitu makmurnya  itu semua ada turut campur tangannya, seperti yang terdapat pada salah satu dialog di film ini. Yap, apapun bisa dan akan dilakukan demi ambisinya. Akhir kata, bagi yang menyukai  kisah Tiga Negara atau yang lebih kenal dengan SamKok, jangan lewatkan untuk menonton The Assassins yang lebih berfokus pada kehidupan pribadi Cao- Cao dengan dibalut trik balas dendam, haus akan harta dan kekuasaan,dan terakhir perasaan cinta.  
     

0 komentar:

Posting Komentar