Senin, 24 Desember 2012

Argo

Director: Ben Affleck, 2012




Ben Affleck,  hampir sebagian besar penonton mengetahui nama aktor ini baik yang moviegoers sejati maupun yang pasif sekalipun. Kenapa saya bisa yakin? Karena, salah satu dari film yang nanti saya tulis berikut ini pasti ada yang sudah teman- teman tonton:  Good Will Hunting ( 1997), Armageddon (1998) film ini sudah berulang kali ditayangkan di salah satu stasiun TV lokal, Shakespeare in  Love (1998), Pearl  Harbor (2001), Daredevil (2003), Paycheck (2003) yang baru saja ditayangkan di salah satu stasiun TV Lokal, Hollywoodland (2006), He’s Just Not That Into You (2009), The Company Men (2010), The Town (2010) dan terakhir Argo (2012). Kemudian, jika boleh saya kecilkan kurun waktunya- tepatnya sekitar tahun 2000-an- dari jumlah total film yang sudah ia perankan  hanya sedikit saja yang mendapat pemasukkan dollar diatas $100 juta, ya hanya di Pearl Harbor(2001), The Sum of All Fears (2002), Daredevil (2003), He’s Just Not That Into You(2009) yang mendulang dollar diatas $100 juta. Mungkin, berangkat dari sana dirinya mulai melirik ke arah yang lain. Dimulai dari  film yang berjudul Gone Baby Gone ( 2007) yang menuai respon positif dari segi alur ceritanya, dilanjutkan di The Town (2010) dimana ia juga menjadi aktornya, dan terakhir Argo (2012), dirinya menjabat sebagai sutradara film yang mengarahkan artis didalamnya. Jujur, saya belum menonton  Gone Baby Gone ( 2007) dan  The Town (2010) tetapi untuk kali ini saya menonton film ketiganya sebagai sutradara, Argo.

Untuk lebih memahami bagaimana inti cerita dari Argo, dibukalah satu narasi yang menceritakan latar belakang dan sekaligus menjadi pembuka jalan kisah selanjutnya. Dahulu kala, Iran adalah sebuah Kerajaan, namanya Kerajaan Persia. Selama hampir 2500 tahun lamanya daratan ini dikuasai oleh Raja-Raja.  Selama berjalannya waktu telah terjadi penggantian Raja dan di tahun 1953 Amerika Serikat dan Inggris melakukan sebuah kudeta yakni menyingkirkan Mohammad Mossadegh. Aksi kudeta ini boleh dibilang berhasil dengan terpilihnya Raja Shah Muda. Raja ini hidup dalam kemewahan. Hal ini berbanding terbalik dengan kehidupan rakyatnya yang hidup  menderita sehingga terjadilah kelaparan dinegara ini. Dan, ditahun 1979 Raja ini melakukan kampanye untuk membaratkan Iran. Aksi demokrasi pun akhirnya tak dapat dihindari dan para demonstran menginginkan Raja Shah Muda ini dikembalikan ke mereka untuk diadili dan digantung. Ya,itulah narasi pembuka kisah Argo. Melanjutkan akhir dari narasi tadi, pagi hari tanggal 4 Nopember 1979 Kedutaan Besar Amerika di Iran didatangi oleh kaum revolusioner Iran. Mengetahui keadaan diluar begitu hebatnya tindakan pertama kali yang dilakukan oleh pihak Kedutaan adalah melenyapkan semua dokumen rahasia yang diinginkan pihak revolusioner tadi dan sebagai catatan mereka tidak boleh memakai senjata api alias hanya boleh menggunakan gas air mata.  Tak disangka, aksi para demonstran menjebol pintu depan Keduataan kemudian masuk ke dalamnya. Setidaknya lebih dari 50 (lima puluh) staf Kedutaan disandera oleh kaum Revolusioner, namun 6 (enam) diantara anggota Kedutaan Besar A.S tersebut berhasil melarikan diri ke kediaman resmi Duta Besar Kanada di Teheran,Iran. Untungnya warga Iran disana tidak mengetahui persis dimana lokasi mereka ber-enam bersembunyi selain Divisi Departemen Luar Negeri A.S.

Salah satu pakar C.I.A, Tony Mendez  diperintahkan mencari jalan keluar untuk secepatnya membawa pulang  ke-6 Duta Besar A.S ini keluar dari Teheran. Ide demi ide yang sudah dilontarkan oleh Tony Mendez masih mendapat keraguan dari pihak C.I.A,  “apakah rencana tersebut dapat berhasil”?.  Sampai suatu hari, muncullah ide yang cukup cemerlang. Tony merencanakan membuat proyek film palsu termasuk sutradara dan aktor yang berperan didalamnya.  Untuk lebih memantapkan idenya ini -dan tentunya supaya tidak mendapatkan keraguan lagi dari pihak C.I. A- dirinya menghubungi John Chambers, seorang penata rias Hollywood terkenal. Karena  ini menyangkut negara Chamber mengusulkan supaya tidak membuat film palsu alias membuat  proyek film terlihat benar adanya-  dengan tujuan pihak Iran mengetahui film ini bukan bohongan belaka- ,tentunya  dibutuhkan seorang produser yang bukan palsu alias harus memanggil produser beneran dan terkenal tapi tanpa bayaran. Pencarian mereka berdua tertuju pada Lester Siegel. Mereka bertiga memutuskan satu judul film termasuk bagaimana isi naskah ceritanya. Yap, begitu ide ini benar- benar matang Tony berbicara pada atasannya. Meski idenya masih belum diyakini akan keberhasilannya tetapi mengingat kondisi di Iran sana yang makin lama makin parah. Akhirnya Pemerintah A.S mengijinkan ide ini atas dasar ide terbaik dari beberapa ide terburuk yang sudah ada tetapi dengan satu syarat mengingat operasi ini bersifat rahasia maka resiko apapun yang terjadi termasuk yang dialami dirinya di kemudian hari tidak akan di-klaim oleh Pemerintah A.S. Apakah Operasi Rahasia yang dilakukan oleh Tony Mendez seorang diri ini akan berhasil? Sementara di pihak Iran sendiri warganya mulai menyusun kembali sobekan- sobekan kertas  yang notabene akan diketahui siapa saja ke-6 orang Kedutaan A.S yang melarikan diri. Oiya, dipertengahan cerita kita akan mengetahui apa arti Argo itu sendiri yang dijadikan sebagai judul film.

Film Argo adalah salah satu film yang diangkat dari kisah nyata yang terjadi di tahun 1979. Dan, ditangan Ben Affleck alur ceritanya dibuat se-realistis mungkin. Adanya selingan beberapa rekaman video yang terjadi di tahun tersebut semakin membuat penonton dapat merasakan apa yang terjadi saat itu. Kekuatan cerita Argo tak akan sehebat ini tanpa dukungan para artis didalamnya, dan pujian ini layak disematkan kepada Ben Affleck yang sukses ‘menghidupkan’ Tony Mendez di jamannya, maju di ‘medan perang’ tanpa menggunakan senjata api melainkan bermodalkan kepercayaan diri dan pikiran. Sebenarnya saya sendiri jarang menyukai film ada unsur politik didalamnya. Entah mengapa kemarin malam saat menonton film ini dengan durasinya  kurang lebih 2 jam saya masih terlihat enjoy meski diawal sampai pertengahan cerita banyak dialognya. Tetapi, semua itu terobati saat alur ceritanya mencapai klimaksnya,  benar- benar membuat saya ikut terbawa emosi.  Akhir kata, kita sama- sama menunggu apakah Argo akan meraih Piala di ajang perfilman Hollywood, 70th Golden Globe Awards sebagai Film Terbaik 2012.
 

2 komentar:

  1. Kmaren jg baru nntn film ini.. IMO memang salah satu yg terbaik untuk taun 2012 hehe 2 jam gak kerasa soalnya film ini to the point gitu kayaknya dan emang si Affleck ngarahinnya asik bgt :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju sekali ama komentar mas Fariz di film Argo, Ben Affleck kelihatan jago ngarahin ceritanya walau ia juga sebagai peran utamanya..saya sendiri berharap film ini bisa berjaya di Oscar Januari 2013..anyway tks ya mas Fariz sesama blogger sudi mampir di blog saya ini :)

      Hapus