Sabtu, 21 Maret 2015

Insurgent

Sutradara: Robert Schwentke,2015

Hampir sama dengan kebanyakan film adaptasi YA (Young Adult), Divergent bercerita atau bersettingkan tentang masa depan- kota dystopian yang tertutup dari dunia luar. Kota ini dibagi menjadi lima faksi: “Candor” adalah untuk kaum jujur, “Abnegation” adalah untuk kaum penolong tanpa pamrih, Amity adalah untuk kaum pencinta damai, Dauntless untuk kaum pemberani dan “Erudite” untuk kaum berpengetahuan. Setiap orang dibesarkan dalam faksi keluarga mereka, tetapi pada tahun keenam belas, mereka harus memilih faksi melalui ajang tes bakat. Sang tokoh utama wanita, Beatrice Prior, lahir ke dalam faksi “Abgenation”, tapi dalam tahap pengujian dia memiliki lebih dari satu bakat, keadaan ini disebut dengan “Divergent”.  Seharusnya meski kota ini terbagi beberapa faksi namun tetap tercipta perdamaian, tetapi kenyataannya tidak demikian. Pemimpin “Erudite” Jeanine memiliki pemikiran lain kalau kaum “Divergent menimbulkan ancaman bagi masyarakat secara keseluruhan. Beatrice Prior diperingatkan untuk menyembunyikan hasil testnya dan memutuskan untuk bergabung dengan faksi Dauntless. Di sini dia berubah namanya menjadi Tris.

Insurgent menyambung beberapa hari setelah peristiwa Divergent denganTris Prior (Shailene Woodley), pacarnya sekaligus mentornya Four (Theo James), kakak Tris- Caleb (Ansel Elgort) dan kawannya Peter (Miles Teller) dalam pelarian setelah orang tua Prior dan hampir keseluruhan faksi “Abnegation” dibunuh oleh Jeanine (Kate Winslet). Tak mau berpangku tangan Tris dkk melakukan serangan balasan. Atas serangan balik inilah digunakan oleh Jeanine sebagai alasan utama untuk memburu mereka semua untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka (baca: faksi Dauntless). Pahlawan kita akhirnya berlindung diantara kalangan masyarakat tersisih, orang-orang "Tanpa Faksi" yang mana pemimpinnya adalah Evelyn, secara kebetulan adalah ibu kandung Four. Kemudian plot utama sekuel ini berkembang kepada bahwa Jeanine telah berhasil mengambil sebuah kotak khusus berisi pesan yang ditinggalkan oleh Para Pendiri Kota. Dengan catatan kotak ini hanya bisa dibuka oleh Divergent murni, dengan kata lain jika bukan Divergent murni akan meninggal dunia.

Berbicara visualisasi, film ini benar-benar menakjubkan. Robert Schwentke ("Red","Flightplan"),-yang mengambil kendali penyutradaraan dari Neil Burger- terkenal akan spesialisasi film-film action, ia juga berhasil mengemas sekuel kali ini penuh aksi . Ingat adegan simulasinya? Mengingatkan kita kembali filmnya Keanu Reeves, The Matrix trilogi. Ya,"Insurgent" menawarkan segi aksi lebih banyak dibanding predecessornya yang mana kebalikan dari Divergent yang lebih menitikberatkan sisi interaksi manusia. Setidaknya ada dua sekuens yang layak mendapatkan perhatian lebih. Yang pertama adalah kemunculan faksi Candor akhirnya diperkenalkan dengan Daniel Dae Kim ( serial TV "Lost" dan "Hawaii Five-0") sebagai Ketua mereka. Satu sentuhan yang cukup bagus: Para anggotanya semua berpakaian hitam dan putih, karena tidak ada wilayah abu-abu saat kejujuran dilibatkan, tentunya. Yang kedua adalah ketegangan dgn jelas terasa ketika Tris dan Four dibawa ke pengadilan dan disuntik dengan serum kebenaran, memaksa mereka untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sulit.

Seperti yang ditulis pada paragraph sebelumnya, sementara sekuens aksi tampak nyata di sepanjang film dan ini yang menjadi nilai lebih Insurgent, sayangnya film kurang memanfaatkan aktor untuk memaksimalkan potensi akting pemainnya secara maksimal. Saya mendapatkan sekilas dari akting Woodley selama adegan interogasi yang sangat emosional bagi karakternya. Kemampuannya untuk benar-benar menyelami perannya tidak dapat diabaikan begitu saja. Bahkan sifat karakter Winslet di film ini sebagai Jeanine laksana baja, sangat tepat, meskipun hanya memiliki sedikit adegan yang membutuhkan emosi atas perannya. Para pemain lainnya yang cukup memancing emosi adalah Miles Teller yang berperan sebagai Peter diberi kesempatan untuk menunjukkan bakat akting di installment kali ini, ya bagi yang sudah menonton film Whiplash akan tahu bagaimana bagusnya kualitas akting si Miles Teller. 

Dengan durasi 119 menit, "Insurgent" bergerak lebih cepat daripada 139 menitnya "Divergent," apakah mungkin ini karena ditangani dan dipahami dari sudut pandang bergantinya sutradara. Dengan beberapa penyesuaian, mood film ini dibawa ke arah lebih serius serta ditambahkannya unsur kejutan didalamnya. Pribadi Tris terus maju dan bergerak, menghadapi rasa bersalahnya sambil melakukan apa yang dia harus lakukan untuk mengakali sifat jahat si“Erudite”. Jelas, Insurgent sebuah  film aksi yang besar dan dalam banyak hal lebih baik dari Divergent. Ini menggabungkan perjalanan emosi yang rumit dengan aksi disana sini dan akhir cerita sangat memuaskan. Ini akan membuat Anda tertarik untuk mencari tahu apa yang terjadi selanjutnya yang tidak dibuat dalam satu, tapi dua bagian film. Apapun mungkin akan terjadi di "Allegiant," itu akan menjamin empat jam lebih waktu berjalan?. Akhir kata, mengutip salah satu kata yang diucapkan oleh Tris di akhir cerita " What's now?", penonton pun begitu antusias menunggu kelanjutannya.


0 komentar:

Posting Komentar