Kamis, 12 Maret 2015

Birdman

Sutradara: Alejandro Gonzalez Inarritu, 2014

Sebagai seorang aktor dan seniman, Riggan (Michael Keaton) telah mencapai titik sebuah kesuksesan. Dirinya terkenal sebagai aktor pemeran 'Birdman' di tiga film pertama dari franchise superhero Hollywood. Tidak ingin lagi didefinisikan sebagai Birdman. Riggan akan menunjukkan kepada dunia bakat sebenarnya yang ia miliki, menampilkan acara Broadway dengan mengadaptasi sebuah cerita pendek, "What We Talk About When We Talk About Love" karya Raymond Carver.

Dibelakang layar acara Broadway-lah cerita mulai bergulir. Penonton disuguhi segala macam problem kehidupan Riggan mulai dari putrinya yang baru direhabilitasi dari ketergantungan narkoba (Emma Stone, Spider-Man), dicampakkan oleh mantan istri ( Amy Ryan, Escape Plan) yang membuatnya merasa layaknya pria/suami brengsek, aktor (pengganti) pemeran utama pria ( Edward Norton, The Grand Budapest Hotel) mencuri headline-nya, dan salah satu aktris wanitanya ( Andrea Riseborough, Oblivion) ​​baru saja mengatakan kepadanya dirinya sedang hamil. Belum lagi dari pihak luar seorang kritikus theater The New York Times (Lindsay Duncan, Le Week-End) akan hadir pada malam pembukaan, dan dia tak segan memberikan review cukup pedas atas pementasan tersebut.

Salah satu keunggulan dalam film ini adalah dalam hal visualisasinya, ya tak heran kalau ini ditampilkan oleh sang kameramen jenius, Emmanuel Lubezki- pemenang Oscar untuk film Gravity- untuk memberikan penonton perasaan bahwa film ini diambil secara terus menerus tanpa putus (one take scene). Karya Lubezki kali ini tetap sama mempesonanya -walau bukan di luar angkasa-, terutama dengan caranya mengaburkan garis antara realitas dengan ilusi dan kembali lagi tanpa jeda. Jadi ketika Riggan terbang di atas Manhattan dan sedikit sulap dari jari-jarinya, kita juga hidup dengan visi gila di kepalanya. Coba saja lihat adegan di menit pertama, Riggan melayang di ruang gantinya dan berdebat dengan suara Birdman (Keaton dalam suara rendah), yang mengatakan kepadanya dia terlalu baik untuk theater perdananya tersebut.

Birdman berbicara tentang kesombongan, ego dan yang terpenting adalah "ketidaktahuan", dipakai pada judul film versi panjangnya - Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance). Riggan tidak bisa menemukan dirinya dalam dunia yang tidak mengerti akan dirinya dan Keaton memainkan karakter ini dalam batas maksimal. Iringan drum oleh Antonio Sanchez mengisi setiap adegan dengan penuh semangat  mengikuti performa kekhawatiran Riggan dan visi sutradara Alejandro Gonzalez Inarritu benar- benar didukung oleh sinematografi Emmanuel Lubezki sesuai presentasi karyanya. Ini adalah sebuah film yang mengajukan pertanyaan tentang keterkaitan, "apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya?" dan "Apakah itu kesuksesan dan jika Anda tidak berhasil meraihnya/gagal apakah itu lantas membuat Anda menjadi tidak puas/ bangga dengan apa yang sudah Anda lakukan?." 



 

0 komentar:

Posting Komentar