Jumat, 06 Maret 2015

Chappie

Sutradara: Neill Blomkamp, 2015

Deon Wilson (Dev Patel) adalah seorang insinyur muda yang bekerja di Perusahaan Tetra Vaal, sebuah perusahaan robotika yang telah mengembangkan armada polisi robot  yang  hampir tidak bisa dihancurkan. Berkat mereka lah, tingkat kejahatan di Johannesburg turun drastis dan otomatis keuntungan perusahaan meningkat, sesuatu yang menyenangkan terutama bagi Presiden Tetra Vaal  Michelle Bradley (Sigourney Weaver). Di lain pihak Deon memiliki musuh dalam selimut, Vincent Moore (Hugh Jackman), seorang insinyur yang sedang menciptakan sendiri  sebuah fighting robot yang dinamakan The Moose.  Deon sendiri sebenarnya masih belum cukup puas dengan robot hasil ciptaannya “Scout”, dia ingin lebih dari sekedar robot penegak hukum. Dia ingin menciptkan sebuah robot yang dapat berpikir, merasa dan memiliki kesadaran. Ide ini ia sampaikan ke Michelle tetapi ditolak dengan alasan membuang-buang waktu. Setelah menyempurnakan programnya, Deon melarikan diri  Scout 22 ,salah satu tubuh seorang droid cacat yang sebenarnya akan dibuang ke dalam tumpukan sampah. Dan layaknya  Dr. Frankenstein ia berhasil menciptakan seorang robot berhati manusia dalam tubuh mesin, Chappie.
Tema cerita yang ingin diutarakan sekaligus menjadi kekuatan dari Chappie adalah tentang realita kehidupan di dunia nyata sekarang ini, yang dengan cara halus menyinggung sedikit masalah  kelas ekonomi  dan inilah kesempatan yang dieksplor oleh sang sutradara,Blomkamp. Diwujudkan dalam karakter  Deon, Ninja (Ninja), Amerika (Jose Pablo Cantillo) atau Yolandi (Yo-Landi Visser) benar-benar mengerti berapa banyak kepribadian yang oleh Chappie pelajari tentang baik buruknya dunia, dan itulah seperti orang tua yang melihat nilai-nilai mereka tercermin dalam kepribadian anaknya. Seperti dalam “District 9 dan Elysium, Blomkamp menggunakan efek simultan dalam menghadirkan gambaran seorang robot yang dapat berjalan serta bergerak secara alami alias tidak kaku seperti film robot lainnya selama ini. Dan, kepribadian Chappie yang begitu luwesnya ini, sukses dibawakan oleh Copley  memberikan kinerja yang luar biasa dalam hal meniru fisik para lawan bicaranya apalagi pola vokal. Meskipun ada beberapa dialog si Chappie tidak dapat terdengar jelas, namun tetap saja yang menarik penonton  di film ini adalah kehadiran sosok Chappie, penuh humanis yang layak bebas berpikir dan bertindak.
Ada beberapa kisah hebat- mulai dari masa kanak-kanak, tentang orang tua, tentang datang ke dunia dalam keadaan masih “polos”- terkubur di dalam Chappie, tapi ada kekurangannya. Boleh dibilang ini adalah sebuah film drama komedi tentang seorang robot yang terikat oleh satu janji dengan “sang penciptanya” dan malah ingin hidup abadi. Aneh. Jelas berbeda dengan beberapa film kebanyakan yang  dituturkan dalam durasi dua jam. Segala ide tentang film ketiga Blomkamp kelihatan begitu lambat walau ada humor disana-sini namun kemungkinan kalian memohon untuk segala sesuatu diturunkan sedikit. Sebagai studi karakter, ini bisa menjadi bagian yang kuat dari cerita, tapi akhirnya terasa lebih seperti filmnya Michael Bay dan masih berada jauh kualitas ceritanya dengan District 9. Jadi, jika kalian ingin menonton film penuh aksi laga robot lebih baik urungkan saja, tetapi jika ingin menonton robot dengan tampilan gaya berbeda. Cool. Tidak salah untuk coba ditonton diakhir pekan ini.


0 komentar:

Posting Komentar