Rabu, 17 Juli 2013

Pacific Rim

Sutradara: Guillermo del Toro, 2013



Dari total 8 (delapan) film yang sudah ditangani sutradara Guillermo del Toro, Pacific Rim masih tak jauh dari apa yang menjadi ciri khasnya. Lihat saja track record-nya dalam film The Devil's Backbone (2001), Blade II (2002), dwilogi Hellboy (2004,2008) yang selalu menghadirkan nuansa gelap, seram dan tentunya menakutkan. Yang paling mendekati adalah di film Mimic (1997), del Toro mengambil tema horror serangan serangga buas. Jadi pantas saja kalau banyak yang antusias akan film yang satu ini, yang menceritakan perang robot melawan monster. Berbicara soal robot, ya kita masih ingat dengan film trilogi Transformers milik Michael Bay. Bisakah seorang sutradara dengan latar belakang horror mengalahkan seorang sutradara yang berlatar belakang adegan aksi non-stop?.

Tapi justru karena del Toro sering menangani cerita kelamnya Pacific Rim menawarkan sesuatu yang sangat jelas berbeda dengan yang sudah-sudah. Saat kakak beradik, Raleigh (Charlie Hunnam) dan Yancy Becket (Diego Klattenhoff), dalam tugasnya melawan satu Kaiju harus berakhir tragis. Sang kakak, Yancy meninggal dunia. Sejak kejadian ini Raleigh tak mau lagi menjadi pilot Jaeger. Pemerintah pun bersikap demikian, sebagai ganti Jaeger dibangunlah tembok pembatas anti Kaiju. Adalah Stacker Pentecost (Idris Elba), seorang pemimpin yang optimis bahwa satu-satunya solusi mengalahkan Kaiju yaitu dengan menghancurkan lokasi utama dimana Kaiju muncul dari dasar laut, dan untuk itu dikumpulkanlah sisa Jaeger bersama pilot terbaik yang ada.

Tentu saja, kita tidak akan menyukai film ini kalau masih membandingkan dengan versinya Transformers. Hilangkan sebentar memori tentang robot besar yang dapat berbicara layaknya manusia itu. Film itu memang hebat dan mampu membangkitkan kenangan masa- masa kecil kita kala bermain robot-robotan tapi Pacific Rim adalah versi yang jauh lebih hebat dan lebih dari sekedar dunia robot. Masih ingatkah tontonan Ultraman atau Megaloman dimana musuhnya para monster berukuran sangat besar. Ya, Pasific Rim menawarkan kepada kita kenangan seperti waktu dulu. Dengan catatan, lebih modern dan terlihat realistis. Selain sengitnya pertarungan yang mencengangkan, del Toro sedikit menyentuh sisi drama.

Ya, Hunnam muda dan cakep kemudian Stacker, Idris Elba, tampil wibawa layaknya pemimpin. Dr. Newton Geiszler (Charlie Day) dan Gottlieb (Burn Gorman) sebagai duo dokter lucu dan sama-sama 'gila'nya dan Ron Perlman-si Hellboy- yang disini tampil eksentrik dengan sepatu lapis emasnya. Tapi karakter Mako Mori yang dibawakan Rinko Kikuchi menyedot perhatian hampir sebagian besar penonton di film ini. Dari seorang wanita dibalik program Jaeger lambat laun menjadi co-pilot yang mengoperasikan Jaeger. Fokus pada karakter Mori dewasa tampak lebih mendalam yakni sampai pada penceritaan kala ia masih kecil. Entah disengaja atau tidak (lagi-lagi) kita melihat ciri khas del Toro yang kedua, fokus pada karakter seorang gadis kecil seperti di film Pan's Labyrinth, Don't Be Afraid of the Dark dan terakhir sebagai eksekutif produser di film Mama.

Diakui efek CGI-nya sangat apik yang tidak hanya dikagumi oleh anak-anak kecil tapi penonton dewasa berharap ada sesuatu yang lebih dari itu. Penggalian cerita yang kurang dalam serta tidak memiliki kejutan (baca:twist) bisa dikatakan sebagai salah satu kekurangannya. Meskipun begitu, tak ada salahnya kita melihat sisi kelebihan dari del Toro menghidupkan Kaiju (monster raksasa) yang harus diberantas para Jaeger (robot raksasa) hasil ciptaan tiap-tiap negara di dunia demi menunda kiamatnya bumi. Berlanjutnya tidaknya Pacific Rim menjadi sebuah sekuel bahkan sampai trilogi itu tergantung hasil box office yang akan berbicara. Dan, diluar kebosanan menonton gedung pencakar langit hancur lebur, manusia lari dalam kepanikan atas serbuan alien, monster atau apapun juga yang sudah disajikan perfilman Hollywood belakangan ini, Pacific Rim sebagai pelopornya mecha movie (= film yang bertema robot tapi dikendalikan oleh manusia didalamnya).                     

1 komentar:

  1. Hallo, salam kenal. wismacinema.blogspot.com merekomendasikan kamu untuk mengikuti Liebster & Sunshine Award. Cek postingan saya : http://wismacinema.blogspot.com/2013/08/liebster-award-sunshine-award.html. Mari kita bersenang-senang

    BalasHapus