Minggu, 07 Juli 2013

Despicable Me 2

Sutradara: Pierre Coffin and Chris Renaud, 2013



Proses dibuat tidaknya lanjutan cerita berikutnya (baca: sekuel) itu sebagian besar tergantung dari reaksi penonton. Kalau respon positif yang didapat, sudah pasti pihak produser, penulis naskah dan semua orang yang terlibat dibelakang layar dalam film tersebut menjanjikan sekuel demi memuaskan dan memenuhi harapan dan permintaan penonton. Ini diluar hasil perolehan keuntungan seluruh dunia. Hal inilah yang terjadi pada film Despicable Me (2010) yang menceritakan sosok pria berhidung panjang menekuk bernama Gru yang meng-klaim dirinya sebagai seorang penjahat terhebat sepanjang masa. Dalam melakukan aksinya ia digawangi oleh Dr. Nefario dan tentu saja ada si minion-minion kecil berwarna kuning. Apa saja perubahan yang sudah terjadi pada 3 (tiga) tahun berikutnya pada diri Gru beserta timnya ini?.

Pada bagian akhir Despicable Me diceritakan kalau akhirnya Gru (Steve Carell) sangat mencintai ketiga anak perempuan yatim piatu yang ia adopsi dari salah satu panti asuhan. Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier) dan si imut Agnes (Elsie Kate Fisher) yang selalu bersama dengan kuda unicorn-nya. Kasih sayang Gru pada ketiga putri ini makin dinyatakan dengan mengadakan pesta meriah bersama anak- anak kecil lainnya. Dari kejauhan ada seseorang yang menguntitnya. Dia adalah Lucy Wilde ( Kristen Wiig), salah satu agen terbaik dari Liga Anti Bandit yang dikepalai oleh Silas Ramsbottom (Steve Coogan). Gru pun bertemu dengan Silas dan dari sini diketahui alasan mengapa agen Wilde 'menculik' dirinya. Ia ditugaskan melacak jejak serum PX-41 yang disinyalir berada di tangan salah satu penjahat yang menyamar sebagai pemilik toko di dalam mall.

Fokus primer Gru yang tertunda karena fokus sekunder. Sekedar mengingat kebelakang dalam Despicable Me, Gru yang berfokus ingin membuktikan menjadi penjahat terhebat seakan tertunda hadirnya Agnes yang betapa mengharapkan kehadiran kedua orang tua yang mencintai dia dan kedua kakaknya. Walau tak lengkap tak ada sosok ibu yang diharapkan, Gru berusaha membuktikan bahwa ia layak sebagai ayah (angkat). Dan, dalam sekuelnya ini tugas utama yang diberikan Silas kepadanya (lagi-lagi) tertunda karena ketiga putrinya yang mencarikan jodoh bagi Gru sekaligus menjadi ibu bagi mereka. Semua bicara cinta. Ya, tema cinta yang lebih ditonjolkan. Margo, putri tertua sudah merasakan benih- benih cinta pada lawan jenisnya. Hebatnya minion pun juga tak mau ketinggalan ingin juga merasakan bagaimana rasanya cinta bersemi. Khusus yang terakhir ini hanya berlaku dalam mimpi. Kocak. Konyol. Tertawa lah sebelum tertawa itu dilarang.

Pilihan Ken Daurio bersama kerabatnya Cinco Paul sebagai penulis naskah yang mana menghadirkan karakter superbaddies asal Meksiko, Eduardo a.k.a El Macho (Benjamin Bratt) sebagai pengganti musuh utama Gru di film perdananya,Vector (Jason Segel). Sekilas kalau dinilai dari penampilan fisik memang lebih cocok/ sesuai gambaran bagaimana sosok penjahat sebenarnya. Badan tinggi besar plus sosok misteriusnya. Tetapi, kalau dinilai lebih dalam siapa penjahat yang mampu membuat Gru sampai kewalahan pontang panting. Jelas sekali Vector lah, jawabannya. Serunya kejar mengejar bagai kucing dan anjing antara Gru dengan Vector belum tampil maksimal di sekuelnya. Oke, mungkin di film pertamanya kita sudah mengetahui Vector sebagai saingan Gru namun di sekuel ini tidak berlaku. Penonton diajak ikut dalam permainan misi Gru. Sebenarnya ingin memberikan kejutan dalam sebuah film animasi tidaklah salah, tetapi kurang efektif. Inilah salah satu letak kelemahan Despicable Me 2.

Siapa saja yang menonton sekuel Despicable Me hampir dipastikan lebih dari 70-80 persen alasan tunggal mengapa menonton film ini yaitu karena ingin melihat kembali lucunya aksi para minion- minion imut berwarna kuning dengan atau tanpa rambut dikepalanya. Gru yang bertobat, siapa musuhnya kali ini, bahkan apakah jalan ceritanya lebih bagus atau tidak. Itu semua berada diurutan kedua dan seterusnya. Pierre Coffin -yang notabene keturunan Indonesia, anak dari Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau yang lebih dikenal dengan nama N.H Dini, seorang sastrawan, novelis dan feminis Indonesia ini- bekerjasama untuk kedua kalinya dengan Chris Renaud memunculkan lebih lebih dan lebih banyak kehadiran para minion-nya. Jadi, kalau Anda penggemar minions dijamin tertawa-tawa setiap kali minion ini beraksi tapi jika diluar golongan tadi, Despicable Me 2 hanya berlalu dalam sekejap. Bagaimana tidak saat cerita sudah berakhir, penonton masih dimanjakan matanya dengan tampilan efek 3D yang benar- benar pop out. Permainan terompet dan gelembung air sabunnya bikin tak sadar kalau besok kita masih ada pekerjaan rumah dan atau kantor. Sangat berharap ada sekuel keduanya...i swear (not underwear) to love you minions.       
  

0 komentar:

Posting Komentar