Director: Christopher Nolan, 2010
Sebenarnya film ini
sudah pernah saya tonton via DVD sekitar 2 (dua) tahun yang lalu dengan jarak tak
jauh saat perilisan filmnya di bioskop. Lalu, pertanyaan yang muncul “kenapa
saya menontonnya lagi?”. Ada 2 (dua)
alasan mengapa saya menonton film ini untuk kedua kalinya. Pertama : di awal
bulan Nopember saya mendapatkan info dari salah satu teman kantor kalau di
Gramedia Book Store cabang Ciputra World Surabaya(bisa dibilang) sedang
mengadakan promosi penjualan DVD-nya. Sebelum ke Gramedia, udah ada rasa
pesimis karena kecil kemungkinannya DVD ini masih tersedia. Hari Minggu pagi
saya langsung kesana, eh ternyata masih ada DVD Inception ini. Alhasil, tanpa menyiakan-yiakan kesempatan saya langsung
membeli DVD ini yang semula dibandrol Rp. 145.000 menjadi Rp. 23.900. Dan,
alasan keduanya adalah Inception
tergolong film cerdas sehingga kualitas ceritanya diatas rata-rata, walau
banyak penonton termasuk saya sendiri membutuhkan konsentrasi ekstra saat
menontonnya, karena kelewat sedikit saja hampir dipastikan tidak akan bisa
memahami cerita selanjutnya. Ok, berikut saya ulas bagaimana Inception bermula…
Sebelum mengulas cerita ini lebih lanjut, ada salah satu
istilah penting dalam film Inception
ini yaitu Extraction dan Inception. Exctraction
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan ekstrasi adalah suatu keadaan dimana
seseorang (=pelaku)memasuki pikiran orang lain (=korban)melalui mimpi (alam
bawah sadar) untuk keludian mengambil atau mencuri ide/ informasi yang dimiliki
oleh orang/korban tersebut. Kebalikannya
adalah Inception ini yang dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan insepsi adalah suatu keadaan dimana seseorang
(=pelaku) menanamkan idenya ke orang lain
(=korban)dan menyakinkan kalau dia sendiri (=korban) yang memiliki ide tersebut.Adalah Dom Cobb seorang ekstrator handal dibidang ekstrasi,
yang dalam pekerjaannya selalu dibantu oleh teman kerjanya,Arthur. Salah satu
klien yang mencoba membuktikan kehandalan Cobb adalah Saito, seorang pemilik
perusahaan. Tak lama berselang, Saito menawarkan satu kesepakatan timbal balik.
Cobb diharuskan melakukan insepsi ke Robert Fischer Jr, dimana melalui alam
bawah sadarnya Fischer secara pribadi- tanpa adanya paksaan dari pihak luar-mempunyai
ide bahwa perusahaan yang sudah bertahun-tahun dijalankan oleh ayahnya tidak
akan dijalankan lagi olehnya dengan kata lain Fischer harus menutup perusahaan ayahnya. Ini dilakukan Saito karena perusahaan yang
dimiliki oleh ayah Fischer adalah satu-satunya lawan tangguh bagi perusahaan Saito,
sehingga jika insepsi ini berhasil maka perusahaan Saito tidak akan ada saingannya.Dan,
sebagai imbalannya, Saito menjanjikan akan membawa Cobb bertemu kembali dengan
kedua anaknya. Semula tawaran kerjasama
ini diragukan oleh Arthur, namun tidak bagi Cobb mengingat imbalan tadi yang
akan diterimanya. Jika selama ini tugas Cobb dalam ekstrasi hanya dibantu
Arthur, maka khusus untuk tugas insepsinya Cobb memerlukan sebuah tim solid
demi keberhasilam misi yang diperintahkan Saito. Tim ini terdiri dari Ariadne yang
memiliki kemampuan dalam hal arsitektur sehingga ditugaskan membentuk bangunan
alam mimpi, kemudian anggota berikutnya adalah Eames yang memiliki kemampuan menirukan karakter orang
lain, dan yang terakhir adalah Yusuf yang memiliki kemampuan mengolah bahan
kimia/obat-abatan. Misi segera dimulai…
Jujur, saat pertama kali saya menonton film Inception tidak ada kesan spesial sama sekali di pikiran saya- dalam hal ini dari segi sudut pandang kualitas ceritanya...just go away. Namun, saat saya menonton untuk kedua kalinya saya benar- benar merasakan sesuatu yang sangat spesial. Apa penyebabnya? Ya, seperti yang sudah saya sebutkan di paragraph pertama kalau menonton film Inception ini membutuhkan konsentrasi ekstra mengingat ada 3 (tiga) level mimpi dalam misi insepsi ditambah satu limbo. Jadi kalau konsentrasi menonton sedikit longgar maka hampir dipastikan akan bingung ke mana arah jalan cerita selanjutnya. Dan, acungan jempol buat Christopher Nolan yang sangat sangat berhasil membuat film ini begitu cerdasnya seperti menata alur cerita sedemikian rapinya, kemudian karakter yang bermain di dalamnya begitu tepat/ semua bermain sesuai porsinya masing- masing. Oiya, di film ini saya baru tahu kalau ada Tom Hardy juga di film ini jauh sebelum ia se-terkenal sekarang, ya dia terakhir bermain di film karya Nolan juga sebagai Bane di film The Dark Knight Rises. Sebagai kata penutup, di akhir cerita Inception apakah Cobb sudah kembali ke dunia nyata atau masih bermimpi? Coba tonton film ini pasti tahu jawabannya ;)
Christoper Nolan emang deh yang paling yahud. Sinopsis Film, Review Film, Resensi Film, Cerita Film
BalasHapusBagus. Nice filem. Recomended
BalasHapus