Sutradara: Takeshi Nozue, 2016
Final Fantasy XV dibuka perkenalan
singkat, yang mungkin bagi penonton awam menit-menit awal ini sedikit
membingungkan dengan pelbagai macam nama dan istilah, adalah Noctis seorang
putra mahkota pernah tinggal di sebuah Kerajaan bernama Tenebrae bersama puteri
Lunafreya Nox Fleuret. Ketika mendapat serangan
mendadak yang dilakukan oleh daemon
milik kerajaan Niflheim hampir membunuh dirinya dan saat itu dirinya harus berpisah
dengan Luna karena menjadi tawanan musuh tersebut. Lompat 12 tahun kemudian pada suatu
kesempatan, Kerajaan Niflheim memberikan ultimatum kepada King Regis (Sean Bean),
yaitu menyerahkan sebagian besar wilayah Lucis, dan menikahkan putranya Raja
Noctis dengan Ratu Lunafreya dari Tenebrae (Lena Headey), yang saat ini
menjadi tawanan Niflheim. Suatu tawaran yang dirasa memberikan perdamaian
dari perang berkepanjangan ini. Namun ada konspirasi di balik ultimatum
perdamaian ini, dan Kingsglaive menjadi garda terdepan dalam menghadapinya. Berbekal
sihir kerajaan, Nyx (Aaron Paul) yang memiliki kekuatan warp dan para prajuritnya bertarung
mempertahankan Lucis.
Kalau
boleh sedikit mengingat kembali, Square Enix yang menjadi pengembang game
dengan grafis yang menggabungkan anime jepang dan 3D ini memang menyuguhkan karakter
didalamnya dengan kualitas grafis yang mengagumkan. Final Fantasy: The
Spirits Within (2001) dan Final Fantasy VII: Advent Children (2005) punya
nuansa yang Final Fantasy banget.
Semua detil wajah, rambut, kulit bahkan ketika bergerak benar-benar seperti manusia
asli. Ini salah satu kehebatan yang dimiliki FF dengan spesial efek CGI yang
tampil maksimal disertai dengan aksi memukau layaknya penonton bermain game. Kali ini, Square
Enix mencoba peruntungan kembali dengan menjembatani antara selera gamer Final Fantasy dengan
selera penikmat film secara umum. Belum lagi untuk memperluas pangsa pasar secara
Internasional, sampai-sampai dubbingnya pun di alih suarakan oleh aktor dan
aktris papan atas Hollywood yang terkenal lewat serial TV “Game Of Thrones” dan “Breaking
Bad”.
Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya yang dihadirkan dalam Final Fantasy XV: Kingsglaive
kali ini memang sungguh berbeda. Menurut saya efektif tepat sasaran dan ini tergantung dari fokus penontonnya. Mereka yang
fokus pada aksi langsung dibuka
dengan sebuah adegan aksi besar-besaran hingga pada penghujung film. Sedangkan
bagi mereka yang fokus pada cerita akan menemukan kepingan demi
kepingan puzzle yang diakhir cerita akan menjadi satu tampilan utuh. Itu semua kemudian
ditutup untuk kemudian menjadi pembuka gamenya sendiri yang digadang-gadang
akan dirilis sekitar bulan Nopember 2016. Sebuah strategi perfilman yang
menurut saya luar biasa dan tentunya sangat layak untuk segera ditonton dibioskop.
Sebagai penyemangat dan keluar dari tema film ini sendiri, Final Fantasy XV adalah game yang tengah dalam tahap pengembangan dengan genre action role playing game yang dikembangkan oleh Square Enix untuk platform Play Station 4 dan Xbox One. Game ini merupakan seri ke-15 dari serial utama Final Fantasy dan bagian dari sub-series Fabula Nova Crystallis dari Final Fantasy XIII dan Final Fantasy Type-0. Game ini berfokus kepada sang karakter utama, Noctis Lucis Caelum, seorang pangeran dari negara Lucis yang diberkahi kekuatan dari dewa kematian di masa remajanya. Lucis yang terlibat perang dingin dengan musuh abadinya, Niflheim, akhirnya terpaksa untuk menabuh genderang perang kembali. Niflheim yang ingin menguasai semua kristal di dunia, mencoba menjajah Lucis dan mengambil kristal negara mereka kemudian menyerang Solheim, Tenebrae, dan Accordo. Noctis dan teman-temannya yang selamat dari penyerangan tersebut akhirnya harus berpetualang untuk merebut kembali kristal negara mereka dan mengalahkan pasukan Niflheim. Akhir kata, bagi kalian yang berencana akan main game FF XV pastikan menonton Kingsglaive dari film ini karena akan memberikan gambaran detil terhadap kejadian penting yang akan ada di versi video gamenya nanti.
X Box One, Solusi Ketika Sendiri, hehehe :)
BalasHapus