Sabtu, 20 Februari 2016

A Copy Of My Mind: Salinan cinta yang hilang di Ibukota

Sutradara: Joko Anwar, 2015

Jodoh dapat terjadi dimana saja kapan saja dan banyak alasan pula yang mendasarinya. Inilah yang sedang terjadi pada 2 (dua) karakter utama kali ini. Adalah Sari (Tara Basro) seorang pegawai salon kecantikan "Yelo" yang khusus menangani bagian facial wash. Setelah pulang kerja sering menghabiskan waktu dengan menonton DVD bajakan. Dalam suatu waktu teks Bahasa Indonesia dari DVD yang dibelinya ngaco. Ia komplain ke penjual DVD katanya "buat apa gambar bagus tapi teksnya ngaco?". Nah, dari sinilah kita didekatkan dengan Alek (Chicco Jerikho) si penerjemah DVD bajakan tersebut.

Dari awal hingga pertengahan cerita penonton dibawa terlebih dahulu mengenali lebih dalam siapa itu Sari dan Alek. Mulai dari bagaimana perjalanan hidup mereka sebagai satu individu yang harus bekerja keras demi mencari nafkah. Sampai kepada pertemuan mereka dari yang semula cuek/ ke-ego-an masing-masing hingga tumbuhlah benih- benih cinta. Malam hari adalah saksi dari "panasnya" hubungan mereka. Dan, dalam paruh kedua-lah film ini menunjukkan kelebihannya dari film Indonesia yang lain. Adegan romantis-romantisan tadi perlahan-lahan ke arah thriller politik. Hanya karena keingintahuan yang berakibat sangat fatal. Dari sinilah A Copy of My Mind mulai "berbicara" kepada penonton.

Sedikit mundur kebelakang sebelum namanya menjadi salah satu sutradara ternama di Indonesia, Joko Anwar memulai karirnya sebagai kritikus film dan penulis lepas untuk koran harian "The Jakarta Post". Dari perkenalannya dengan Nia Dinata sebagai salah satu penulis skenario film Arisan (2003), karirnya berkembang sebagai seorang sutradara di debut film perdananya Janji Joni (2005) kemudian berlanjut ke film Kala (2007), Pintu Terlarang (2009), dan Modus Anomali (2012). sumber  . Dari kacamata penulis setelah menonton film karyanya (Kala, Pintu Terlarang dan Modus Anomali) ada satu ciri khas dari sosok bang Joko Anwar. Yakni selalu diselipkan twist ending yang mampu membuat penonton tidak mengira-ngira akhir dari cerita film tersebut. Brilliant. Dan, khusus untuk film Modus Anomali  ending-nya sengaja dibuat "menggantung". Ya. penonton dibiarkan menerka-nerka bagaimana kelanjutan ending itu sendiri. Perlakuan tadi diulang kembali oleh sang sutradara di film A Copy Of My Mind ini. Pasti penasaran dan kebayang-bayang bagaimana akhir ceritanya?. Sulit dilupakan. Untuk lokasi setting film ini diambillah kota Jakarta, yang dikenal akan panas dan macetnya minta ampun. Keringetan serta mobil klakson mobil tak pernah berhenti, ada disini.

Kehidupan mereka berdua dalam kesehariannya persis dengan kehidupan kita yang sedang dijalani. Pertama: Yang pernah menonton film DVD bajakan pasti mengalami teks indonesia yang ngaco. Sebel campur rasa malu. Sebel karena menonton filmnya tidak nyaman sekali. Malu karena beli DVD bajakan tapi maunya kualitasnya setara dengan DVD original. Kedua: mencari lowongan pekerjaan. Kalau yang ini hampir dipastikan sebagian besar pernah mengalaminya. Pindah kerja karena alasan mau cari suasana yang lebih baik, padahal alasan utama ya gaji-lah. Tanya apa dapat uang makan, uang transport, minta di beri kepercayaan lebih. Akhir kata "A Copy of My Mind" adalah sebuah surat cinta Joko Anwar untuk kota Jakarta, yang dituangkan secara sederhana, artistik,sensual dan apa adanya yang dapat ditonton oleh semua orang. Beda dan suka banget.

              

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Eh jadi endingnya si Alek nya apa kabar? Mati?

    BalasHapus
  3. kalau melihat endingnya,si Alek memang meninggal ya...

    BalasHapus