Rabu, 14 Januari 2015

The Woman In Black 2: Angel of Death

Sutradara: Tom Harper, 2015

Diceritakan pada tahun 1941 kota London bukan lagi tempat yang terbaik dan atau tempat teraman untuk ditinggali karena saat itu sedang terjadi Perang Dunia ke-2. Untuk kegiatan belajar mengajar pasti terhambat, maka oleh Jean (Helen McCrory) dan Eve (Phoebe Fox) yang menjabat Kepala Sekolah dan seorang guru mengumpulkan beberapa murid mereka keluar menuju pedesaan. Diantara murid tersebut ada seorang anak laki-laki bernama Edward (Oaklee Pendergast) yang mana kedua orang tuanya baru saja meninggal dunia pada malam hari sebelumnya terjadi pengeboman dan dia tidak banyak berbicara kepada siapapun. Sayangnya, tempat tinggal yang mereka tempati untuk sekolah adalah rumah dari film pertama The Woman In Black (2012), "Eel Marsh House".

Mengambil setting waktu 40 tahun setelah peristiwa di film pertama memungkinkan The Woman In Black 2: Angels of Death untuk memperkenalkan pemain/ karakter utama baru. Sang Kepala Sekolah adalah istri seorang perwira tapi ada kecemasan mengenai keadaan putra/putrinya. Eve melakukan yang terbaik untuk memancarkan sikap positif, tapi dia juga memiliki masa lalu yang kurang baik. Semangat hidup Eve sedikit bersemangat atas kehadiran seorang pilot bernama Harry (Jeremy Irvine), namun ia memiliki kenangan sedih.Ya, kini tidak ada warga setempat yang memperingatkan tentang bahaya yang mengintai dalam rumah tua tersebut. Apalagi dengan situasi negara dalam keadaan perang, para wanita dan anak-anak memahami secara intuitif bahwa masalah mereka tidak sebesar yang dihadapi kecuali pikiran mereka sendiri. Mau tidak mau mereka akan tinggal.

Mengambil setting lokasi rumah berhantu dalam sebuah film bergenre horror thriller gampang tapi susah. Kalau sekedar mengandalkan kejutan teriakan sesaat dari penonton, itu masih biasa-biasa saja karena tidak lama juga menghilang dalam ingatan penonton. Pemilihan suasana lingkungan/ atmosfer yang mendukung supaya bekerja lebih mencekam lebih tampak nyata, ini yang terpenting. Sebuah film horor yang bagus adalah membuat penonton tak mengira adegan mana yang menakutkan dan disaat yang sama kalian akan terkaget, jump scare itu istilahnya. Jika diaplikasikan persyaratan pertama diatas sudah mendukung/ malah terpenuhi dengan setting-an jaman dulu. namun untuk persyaratan kedua ,sutradara Tom Harper dan pihak produksi di belakang layar tidak terlalu percaya diri dalam materi mereka, sehingga hasilnya mereka hanya mengandalkan formula kejutan demi kejutan yang bisa ditebak.

Harus dikatakan untuk sekuel kali ini adalah belum dan masih jauh melebihi seri pertamanya baik itu dari segi pengembangan ide cerita maupun pemilihan aktor/aktrisnya. Phoebe Fox, sebagai guru Eve Parkins, cukup layak. Karakter Jeremy Ervine sebagi seorang pilot, Harry Burnstow kehadirannya tak memberi arti lebih. Sisa aktor lainnya hanya sebagai pendukung cerita. Bahkan satu karakter pendukung diadakan untuk menambah ketakutan tetapi nyatanya malah terkesan "murahan" dalam satu adegan, seperti pria buta tunawisma menyeramkan. Klimaks ceritanya benar-benar tidak masuk akal dan tidak memuaskan. Film ini jelas kebalikan dibandingkan dengan bagian 1, dimana waktu itu kita masih enjoy menghabiskan beberapa jam di akhir pekan di kursi bioskop apalagi adegan klimaks yang benar- benar mengejutkan dan "menyenangkan".

The Woman In Black 2 adalah film horor yang terbagi menjadi 2 kubu. Ini adalah jenis film yang bisa menjadi rekomendasi kepada teman-teman kalian pada saat mereka sedang mencari "sesuatu yang menakutkan!". Sebuah film horor yang hantunya terlihat lebih ramah daripada hantu di film horror lainnya. Adalah sebuah pengalaman film menakutkan yang sempurna. Sementara kubu satunya adalah dapat melewatkan yang satu ini (atau lebih baik lagi menonton ulang seri pertamanya).

 





0 komentar:

Posting Komentar