Rabu, 24 Desember 2014

The Hobbit: The Battle of the Five Armies

 Sutradara: Peter Jackson, 2014

Pada tahun 2001, sutradara Peter Jackson mulai mengadaptasi novel pertama "The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring" hingga ketiga novel yang dikenal secara luas sebagai Trilogi The Lord of the Rings ke layar lebar. Sekarang, 13 tahun kemudian, ia akan segera mengakhiri petualangan Bilbo Baggins salah satu penghuni Middle Earth yang semakin dekat dengan pertempuran epik yang menjadi inti cerita "The Hobbit: The Battle of The Five Armies".
 

Seri ketiga sekaligus penutup dari novel The Hobbit melanjutkan akhir dari seri kedua tahun lalu dimana Bilbo Baggins (Martin Freeman) dan kawanan kurcaci mendekati akhir misi mereka yakni untuk merebut kembali Erebor -Kerajaan Kurcaci- dan menempatkan Thorin Oakenshield (Richard Armitage) di atas takhta sebagai Raja mereka. Setelah Bard the Bowman (Luke Evans) membunuh naga Smaug (disuarakan oleh Benedict Cumberbatch), seolah-olah cerita selesai dimanaThorin akhirnya dapat mengambil apa yang dulu menjadi haknya. Tapi begitu kematian Smaug menyebar, sejumlah tentara manusia, peri dan kurcaci dan Orc datang bersama-sama untuk berperang melawan satu sama lain merebut juga kekayaan yang terdapat di Gunung Sunyi ini.

Sejak menit pertama film ini menyajikan adegan penuh aksi perang dan perang hingga menjelang klimaksnya namun dibeberapa bagian cerita diselingi oleh melodrama dengan tujuan membuat film ini tidak jenuh bagi para penonton. Pertempuran terakhir dimulai pada catatan yang menjanjikan kemudian perlahan-lahan menciptakan medan pertempuran yang makin meluas dan mengikuti sekelompok karakter ke lokasi yang berbeda menciptakan beberapa drama emosional untuk memberikan karakter-karakter yang lebih "berat". Ya, menjadi ciri khas Jackson adalah selalu membawa penonton kembali menuju ke tengah-tengah pertempuran, memberikan kita serangkaian perang antar individu yang pada akhirnya jauh lebih menarik dan menegangkan. Pastinya.

Walau dalam novel The Hobbit Thorin Oakenshield berperan sebagai pemimpin para kurcaci dan penampilannya di layar lebar harus berbagi dengan tokoh utama si Bilbo Baggins dan tokoh karakter penting lainnya, tapi bisa dibilang karakternya disini memegang peranan penting terutama seri terakhir ini. Akibat obsesi berlebihan akan emas di tangannya, dirinya tidak melihat bahkan peduli bahwa hati dan jiwanya tidak seperti yang dulu lagi. Richard Armitage (2014, Into The Storm) adalah aktor yang tepat memerankan peran Thorin, bagaimana ada pergulatan batin dan perjuangan diri melawan kekuatan pikiran jahat. Sebagai tentara peri Tauriel dan Legolas, Evangeline Lilly (serial TV Lost) dan Orlando Bloom ( Pirates of the Caribbean Trilogy) secara fisik lebih banyak melakukan adegan perkelahian satu lawan satu sampai mati. Seperti yang kita ketahui Tauriel adalah tokoh tambahan yang tidak ada dalam novel Tolkien dan perannya sendiri tidak memegang karakter penting tetapi oleh Peter Jackson model peran perempuan-selain Lady Galadriel tentunya- patut diperhitungkan.

Apa yang membuat penulis kagum dengan film trilogi Lord Of The Rings demikian juga pada trilogi The Hobbit. Adalah kemampuan memvisualisasikan karya JRR Tolkien yang rasanya sulit untuk di-filmkan tetapi hasil akhirnya begitu nyata dan hidup. Dengan The Battle of the Five Armies, Peter Jackson telah menciptakan sebuah karya yang sangat ringkas dan padat. Sekitar dua puluh menit lebih pendek dari dua film sebelumnya, fitur ketiga The Hobbit adalah bab yang paling menarik. Meskipun belum dapat melampaui kemegahan The Return of The King, namun masih tetap salah satu sebuah final epik . Dengan pertempuran berjalan selama hampir seluruh film, kali ini jauh lebih banyak aksi. Sebagai penutup, The Battle of the Five Armies merupakan bagian yang tepat dan sesuai dengan yang Jackson janjikan bahwa ia tidak akan membuang-buang waktu penontonnya dengan apa yang seharusnya diadaptasi ke layar lebar menjadi dua bagian dari The Hobbit (seperti terbitan novel aslinya "There and Back Again" tahun 1937) menjadi lebih menguntungkan ketika dibagi menjadi tiga bagian, dengan memunculkan lebih banyak karakter yang diambil dari lampiran yang luas karya J.R.R Tolkien ini.




1 komentar:

  1. y kadar actionnya memuaskan dr pd 2 flm hobbit sblmnya, adegan favorit jls penyelamatan Gandaf oleh trio white council, krn tuh. untuk porsi acting, performa Richard Armitage mmng yng plng bgs, y mmngkn krn pnya ltr blkng dunia teater jd acting pergolakan batin terasa pas dibawakan olehnya.

    BalasHapus