Director: Scott Speer, 2012
Entah untuk yang keberapa kalinya saya sering menyebutkan nama Channing Tatum di blog ini. Sedikit intermezzo mengenai dirinya, saya pribadi baru mengenal nama dan wajahnya di filmnya She’s All That (2006)dan di tahun yang sama dia bermain di film Step Up bergenre drama musical dengan lawan mainnya Jenna Dewan. Dan, berkat film ini namanya mulai dikenal luas oleh para sutradara perfilman Hollywood disana -terbukti dengan banyaknya film- film yang ia perankan- dan yang kedua berkat film ini dia dan Jenna Dewan melangsungkan pernikahannya pada tanggal 11 Juli 2009 di Malibu, California. Dari sini jika saya (mungkin termasuk teman-teman juga J) menyebut nama Channing Tatum langsung tertuju ke film Step Up. Berbicara film Step Up , filmnya sendiri pun masih berlanjut dengan sekuel-sekuelnya walau tanpa kehadirannya, dan hanya di sekuel pertamanya, Step Up 2: The Street(2008) dia tampil cameo. Step Up 4 a.k.a Step Up Revolution kembali ke layar lebar yang juga masih mengikuti jejak Step Up 3D ( 2010) menyajikan visual ceritanya dalam versi 3D.
Mewujudkan impian menjadi grup penari jalanan terkenal di kota Miami, Amerika Serikat tidaklah semudah yang dibayangkan. Seperti itulah usaha yang terus dilakukan oleh grup penari jalanan yang dipimpin oleh Sean bersama co-findernya, Eddy. Adegan pembukanya sudah memperlihatkan kesungguhan niat mereka yaitu menampilkan dance dengan konsep flashmob yang penuh atraksi menakjubkan tepat ditengah jalan yang saat itu dipadati mobil- mobil. Dan,supaya nama grup mereka semakin dikenal luas diakhir setiap pertunjukkannya selalu meninggalkan semacam ‘souvernir’ identitas bertuliskan nama grup mereka, The Mob. Cara ini terbukti tepat sasaran karena setelah beberapa waktu kemudian aksi mereka tadi terpajang di situs youtube, yang diambil oleh penonton disana secara amatir. Lau, pertanyaan yang muncul adalah who’s The Mob?. Tertantang untuk semakin menunjukkan identitas mereka ditambah lagi ada kompetisi yang memperebutkan uang $100.000 dengan syarat video tersebut harus mencapai total 10 juta pengunjung di youtube. Mereka pun langsung merencanakan lokasi kedua yang menjadi tempat aksi pertunjukkan. Museum Seni yang menjadi lokasi kedua bagi mereka. Dari hasil tontonan saya kemarin malam, atraksi mereka yang kedua ini sepertinya sangat bagus ketajaman visualnya ketika ditonton dalam versi 3D cmiiw. Oiya, saya kelupaan belum mengenalkan siapa itu Sean?. Diluar aktivitasnya sebagai pemimpin The Mob, dalam kesehariannya Sean berprofesi sebagai salah satu pelayan di salah satu hotel mewah di kota Miami, dimana Eddy juga bekerja disini. Disisi lain, Ibu Sean menginginkan anaknya supaya mengikuti pelatihan manajemen ( Management Training). Tapi, namanya juga anak muda tak semudah itu menuruti kemauan orang tuanya alias mencari jati dirinya sendiri bagi kehidupannya. Jadi, sampai saat ini Sean masih memutuskan tetap bergabung dalam The Mob.
Ternyata tidak hanya Sean seorang yang berusaha mewujudkan impiannya di kota Miami. Adalah Emily, putri seorang pengembang real estate terkenal yang baru saja tiba di Miami. Ya, Emily memiliki impian besar untuk menjadi seorang penari professional. Sebenarnya ayahnya, Tuan Anderson lebih suka apabila Emily kembali ke Cleveland untuk membangun usaha disana dengan meneruskan bisnis ayahnya ini. (Lagi-lagi) namanya anak muda si Emily dengan tegas menjawab “ aku ingin menjadi diriku sendiri”. Kecintaan keduanya atas dunia tarianlah yang nantinya mempertemukan dan memperatkan hubungan kedua insan muda ini. Ya, seperti cerita dongeng si Cinderella cantik bertemu dengan sang pangeran dalam salah satu acara klub anak muda. Sebelum bertanya siapa nama si gadis cantik,cinderella buru- buru meninggalkan Pangeran. Tapi, yang namanya jodoh dan cinta tak kan lari ke mana. Sean bertemu kembali dan akhirnya mengetahui bahwa si Cinderella ini bernama Emily. Semakin hari mereka berdua semakin dekat. Akhirnya Sean mengetahui bahwa keberadaan Emily di kota Miami adalah untuk mengejar mimpinya menjadi seorang penari professional di salah satu tempat tari terkenal dan (tentunya) Emily juga mengetahui kalau Sean adalah pemimpin grup The Mob. Ada suatu kejadian Sean melihat Emily sedang menari seorang diri di salah satu ruangan. Kesempatan ini dipergunakan oleh Sean untuk mengajak Emily bergabung di The Mob, yang memang The Mob sendiri sedang mencari seorang penari tambahan. Singkat cerita, Emily pun diterima di The Mob dan atraksi perdananya bersama The Mob di lokasi salah satu meja perjamuan makanan hotel mewah. Namun, kisah cinta mereka tidak menjadi mulus lantaran Tuan Anderson memiliki rencana membeli tanah demi kemajuan bisnisnya, Anderson Global Properties. Tanah yang akan dibeli adalah tempat tinggal dan tempat usaha dimana The Mob berada. Dari sinilah muncul berbagai konflik semisal Eddy dan The Mob yang akhirnya mengetahui bahwa Emily adalah putri dari Tuan Anderson demikian pula sebaliknya Tuan Anderson mengetahui bahwa putrinya adalah satu anggota penari jalanan yang juga berhubungan dekat si pemimpinnya,Sean.
Jika mau ditilik dari segi naskah cerita, sepertinya ya masih seperti yang sudah- sudah ada sebelumnya belum ada sisi plusnya. Plot ceritanya berfokus pada seorang pemuda dari kalangan biasa bertemu dengan seorang putri dari pengusaha kaya raya yang keduanya dipertemukan karena memiliki kesamaan mimpi menjadi seorang penari terkenal, lalu halangan yang ada didepan mereka berusaha ditangani dengan caranya, seperti yang diucapkan oleh Sean berulang kali di film ini“ break the rules”. Dibalik masih lemahnya segi naskah cerita diatas, pemakaian kata Revolution sangat tepat disematkan di sekuel ketiganya. Step Up Revolution berhasil memadukan jenis tarian dari Step Up 1- 3, mulai dari ballet dance, street dance hingga yang terakhir ini flashmob (= sekelompok orang yang berkumpul pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan untuk menyampaikan aspirasi). Di akhir kata, bagi penggemar film dansa yang mana sudah terlanjur kepincut menyukai film Step Up dari seri pertamanya, jangan sampai ketinggalan tonton film ini dan rasakan bagaimana efek tarian flashmob- yang sudah dirasakan terlebih dahulu oleh salah seorang lelaki tua di film ini. Oiya dari total 7 (tujuh) aksi The Mob mulai dari Street Mob, Beach Dance, Art Gallery Mob, Restaurant Mob, Office Mob, Revenge Mob dan yang terakhir Final Mob , saya paling suka yang versi Office Mob karena mampu berkamuflase- yang secara seragam memakai pakaian kerja- dengan orang- orang kantoran selain tentunya tetap menarik perhatian orang-orang disekitar mereka.
0 komentar:
Posting Komentar