Director: Peter Ramsey, 2012
Apakah teman- teman masih ingat di tahun 2010 lalu ada satu
film animasi yang berjudul Legend of the Guardians: The Owls of
Ga’Hoole - bercerita tentang seekor burung hantu muda bernama Soren yang
diculik oleh tentara jahat dan berusaha meloloskan diri bersama teman barunya
sembari mencari legenda The Guardians -disutradarai oleh Zack Snyder yang sebelumnya
pernah menangani film 300 dan Watchmen?. Kalau masih ingat, di tahun 2012 ini telah
dirilis satu film animasi juga yang
(uniknya) sama-sama ada embel kata “The Guardians”-nya. Tapi, jangan sampai
kecele ya karena Rise of the Guardians
ini bukanlah sekuel atau lanjutan kisah dari Legend of the Guardians: The Owls of Ga’Hoole. Oiya berbicara
tentang film animasi, dari sekian banyak film animasi keluaran Hollywood yang
saya tonton di bioskop ternyata masih 3 (tiga) film yaitu Kung-fu Panda(2008), The Adventure of Tin-Tin: Secret of the Unicorn(2011)
dan film yang baru saja saya tonton versi 3D-nya kemarin malam di Grand City
XXI. Oke, saya mulai mengulas bagaimana kisah para The Guardians ini…
Untuk lebih memudahkan mengenal lebih dalam jalan cerita
dari film ini, saya terlebih dahulu mengenalkan satu per satu siapa saja
anggota “The Guardians”. Semula The Guardians hanya terdiri dari 4 (empat)
tokoh mitos mulai dari Sinterklas (Santa Claus), Peri Gigi (Tooth Fairy), Peri Mimpi (Sandman) dan Kelinci Paskah (Easter
Bunny). Tiap anggotanya memiliki keistimewaan sendiri-sendiri. Sinterklas
dengan mata besarnya mampu melihat keajaiban sehingga di saat malam Natal dia
selalu membagikan kado Natal lewat cerobong asap tiap rumah. Peri Gigi yang
mengganti gigi tanggal anak-anak kecil dengan hadiah yang diselipkan dibawah
bantal. Peri Mimpi yang selalu memberikan mimpi- mimpi indah disaat tertidur. Kelinci
Paskah kalau ini sudah pasti banyak yang tahu kalau di masa Paskah dia selalu membuat
telur warna-warni yang biasanya diikuti perlombaan mencari telur Paskah. Ya,
semua yang dilakukan “The Guardians” bertujuan membahagiakan anak kecil di Bumi.
Dan, selama berabad- abad tugas yang dilakukan “The Guardians” tetap dalam
keseimbangan, dalam hal ini tidak ada satu anak kecil yang tidak merasa kebahagiaan.
Keseimbangan yang dimaksud disini dapat
diketahui dari seberapa banyak titik cahaya yang bersinar lewat sebuah alat The
Globe, dimana tugas ini diemban oleh North si Sinterklas. Hingga suatu hari
cahaya -yang melambangkan rasa percaya anak-anak terhadap The Guardians-
diradar bumi mulai meredup, menandakan ada sesuatu yang tidak beres.
Jauh dari tempat Kutub Utara dimana North tinggal. Adalah
seorang anak laki- laki yang secara tiba- tiba –tepatnya setelah melihat Bulan
diatasnya- memiliki kemampuan khusus yakni mampu mengendalikan es dan membuat
salju dari sebuah tongkat ajaib ditangannya. Namanya Jack Frost. Memang
kemampuan yang dimilikinya dipergunakan untuk bersenang- senang dengan anak
seumurannya. Sayang, apa saja yang sudah dilakukan kurang mendapat simpati atau
hubungan timbal balik dikarenakan dirinya tidak dapat dilihat manusia ( the invisible man). Merasa percuma, dalam
kesendiriannya di malam hari ia menengadah
ke langit dan untuk kedua kalinya bertanya pada Bulan “ jika ada tindakan yang
salah, sekiranya tolong beritahu saya”. Cerita kembali ke The Guardians. Kecurigaan
North terhadap sesuatu yang tidak beres -yang tampak di The Globe- ternyata ada
benarnya, penyebab redupnya ini tak lain bangkitnya Pitch The Boogeyman, si
Penyebar Mimpi Buruk dari Abad Kegelapan yang terkurung selama 300 tahun. Mengingat
sosok Pitch ini tidak mudah dikalahkan, maka North mewakili The Guardians
memohon pada (lagi-lagi) Bulan, di film ini diberi nama Man In Moon, supaya
diberikan satu tambahan anggota The Guardians. Simsalabim…Man In Moon menunjuk
satu sosok yang tak lain adalah Jack Frost. Demi membuktikan apakah Jack Frost
layak sebagai anggota The Guardians ditugaskanlah Easter Bunny menjemputnya. Setibanya
di Kutub Utara, dirinya diminta oleh The Guardians untuk membantu melawan
kekuatan jahat Pitch. Seperti film The
Avengers,proses terjalinnya
kerjasama menjadi satu tim solid tidaklah mudah karena selalu ada pertentangan
antar ego didalamnya. Ya, inipun yang terjadi pada diri Jack Frost. Semula
dirinya tidak akan mau bergabung dalam The Guardians, tapi karena ada satu hal penting
yang harus ia temukan dan itu hanya bisa didapatkan dengan cara bergabung dalam
The Guardians,akhirnya ia pun setuju bergabung. Dan, kisah Rise of the Guardians beranjak naik saat The Pitch melancarkan
berbagai macam strategi jahat terhadap The Guardians dimulai dari mengubah
mimpi indah yang diberikan oleh Sandman dijadikannya mimpi buruk, serangan
Pitch di Istana Peri Gigi dengan mengambil gigi anak kecil yang sudah payah
dikumpulkan oleh Peri Gigi, memecahkan telur paskah buatan Easter Bunny hingga
klimaksnya berusaha merayu Jack Frost supaya bergabung dengan dirinya. Semua
ini dilakukan oleh Pitch atas satu tujuan yaitu supaya kedepannya anak kecil di
Bumi tidak akan lagi percaya dengan The Guardians alias akan percaya pada sosok
dirinya sebagai The Boogeyman. Yap, untuk pertama kalinya The Guardians harus
bergabung untuk melindungi harapan, keyakinan, dan imajinasi anak- anak di seluruh
Bumi.
Jauh- jauh hari sebelum film ini dirilis, melihat poster
filmnya saja terutama poster dengan masing-
masing main character-nya saya sudah ada
rasa pingin nonton. Apalagi melihat trailernya waduh rasa pingin nontonnya
tambah dobel dobel. Dan, saat saya baca twitter resminya United International
Picture Indonesia dan Cinema21 yang menyebutkan tanggal rilis film ini di Indonesia
termasuk Surabaya langsung dech saya cabz nonton film ini. Ya, kisah Rise of the Guardians benar- benar tidak
mengecewakan saya secara pribadi. Dari mulai mengenalkan karakter, membangun
cerita dari awal hingga menunjukkan
konfliknya dimana, sampai mengakhiri cerita dengan tanpa cela. Diluar keindahan
visual warna warni indahnya, adegan lucu dan sedih yang sudah berhasil ditampilkan.
Akhir kata, film ini bercerita mengenai pentingnya mendapatkan kepercayaan dan berusaha
menemukan satu kelebihan didalam manusia yakni milikilah hati yang murni…and if The Moon told you so, believe it (
Jack Frost quote).
film bagus!! seru...
BalasHapushaha3x... *toss dulu donk
BalasHapus