Director: Max Giwa and Dania Pasquini, 2012
Beberapa tahun lalu, kita sempat disuguhi perpaduan kisah
drama -dansa remaja dalam film Step Up
yang dibintangi oleh si cakep Channing
Tatum. Lalu, apakah kita masih ingat akan kisah remaja dengan tarian jalanannya?
Kini Vertigo Film mempersembahkan kembali sekuelnya yang ditangani oleh Max
Giwa dan Dania Pasquini berjudul StreetDance 2 ,yang masih tetap berkisah
seputar tarian jalanan dan persaingan mendapatkan gelar terbaik.
StreetDance 2 dibuka dengan sosok seorang pria yang mengaku
dirinya penyendiri, Ash begitulah namanya, seorang penjual popcorn dalam salah
satu kompetisi tarian jalanan. Ditengah keopthmisannya untuk menjadi penari
jalanan terkenal, ia harus kecewa karena saat menunjukkan sedikit bakat
tariannya, ia malah terjatuh. Demi melancarkan jalannya menuju kompetisi Final
Clash- notabene merupakan satu-satunya ajang pertarungan terbesar di Eropa-
selain tentunya ambisinya untuk mengalahkan The Invisible, Ash bekerjasama
dengan Eddie, yang menjabat sebagai manajernya. Dan dalam waktu 2 minggu mereka
berdua mencari penari terhebat di Eropa untuk kemudian dijadikan satu tim/kru,
mulai dari Copenhagen, Ibiza, Swiss, Amsterdam, Berlin sampai Paris, ya akhirnya
mereka menemukan para penari jalanan dengan gaya dan gerakan sesuai ciri
khasnya masing- masing.
Tekad Ash semakin lengkap, ketika melihat seorang penari
wanita Latin, Eva menunjukkan tarian salsa diatas ring tinju. Ajakan Ash untuk
bergabung menjadi krunya sempat Eva terima, namun tak demikian oleh kawan-
kawan Ash, dengan alasan tarian salsa tidak cocok malah terkesan aneh. Tak mau
menyerah, usaha Ash merayu teman-temannya pun disambut baik dan akhirnya Eva pun
bergabung. Tak luput juga, cerita ini pun diberi kisah romantis benih- benih
cinta pun mulai tumbuh diantara Ash dan Eva. Lalu, bagaimana cara Ash beserta
krunya menjadi penari terbaik sekaligus bisa mengalahkan The Invicible yang dua
kali berturut- turut menjadi jawara? Inilah yang menjadi sentral cerita film
ini.
Untuk film ini saya bisa katakan biasa- biasa saja, tak
bagus tapi tak juga jelek- jelek amat. Karena setidaknya dalam durasi kurang
lebih 90 menit saya bisa menikmati irama tarian dalam balutan musik dansa.
Sayangnya film ini masih kalah bagus dengan seniornya Step Up bahkan Beat The World yang memiliki tema cerita
serupa, sehingga membuat StreetDance 2 kurang ‘meletup’lebih keras. Lagipula,
kisah seperti ini sudah sangat mudah ditebak endingnya. Selebihnya, bagi teman-
teman yang suka dengan kisah perjalanan seorang penari jalanan dengan bumbu romantis,
maka saya merasa film ini sangat cocok untuk ditonton. Oiya, khususnya bagi
kaum pria StreetDance 2 menampilkan Sofia Boutella yang berperan sebgai Eva,
sudah cantik apalagi saat menari tarian salsa-yang katanya tergolong salah satu
tarian erotis, makin hot dalam setiap gerakannya ha..ha..ha.
0 komentar:
Posting Komentar