Sutradara: Bryan Singer, 2014
Hampir sebelas tahun lamanya kisah X-Men ditinggalkan olehnya, ini terhitung sejak terakhir ia menyutradari X- Men 2 (2003). Dalam rentan 11 tahun tersebut franchise film ini masih berlanjut ada yang berupa sekuel X-Men: The Last Stand (2006), spin-off X-Men Origin: Wolverine (2009) dan The Wolverine (2013) dan terakhir dalam bentuk prekuel X-Men: First Class (2011). Dan, dari semuanya itu First Class-lah yang menuai respon positif dari para penggemar X-Men. Mengapa? Karena dalam prekuel ini dijelaskan asal muasal terbentuknya sekolah X-Men, siapa saja anggota pertamanya dan poin terpenting adalah apa/mengapa sebabnya Professor X dan Magneto bisa berada di dua kubu yang berbeda. Sebuah ide yang brilian dari seorang sutradara yang namanya meroket berkat kesuksesan film superhero yang tidak super Kick Ass (2010), Matthew Vaughn.
Bersetingkan tahun 2020-an dimana dunia tengah berada dalam kondisi kelam dan suram. Penyebabnya bukan karena perlawanan sengit antara mutan dengan mutan melainkan dengan sesuatu yang tidak dapat terkalahkan. Sentinel. Adegan awalnya sudah cukup membuktikan bagaimana wujud dan kehebatan Sentinel ini sehingga dari beberapa anggota X-Men yang sempat bertempur- dengan kemampuan supernya masing-masing- sempat kewalahan. Usut punya usut penyebab mengapa Sentinel dapat terbentuk adalah ada campur tangan Mystique di dalamnya. Untuk "mengakali" terjadi peperangan besar yang sedang terjadi tadi -yang juga mengancam kehidupan para mutan- dimasa mendatang, maka ada seseorang yang harus kembali ke masa lampau menghalangi rencana Mystique, tepatnya 50 tahun yang lalu.
Melihat dan menilai dari semua anggota X-Men yang sudah dan pernah ditampilan ke layar lebar. Sebenarnya penonton sudah mulai merasa bosan dengan kehadiran sosok Wolverine di semua saga X-Men. Tetapi, mau tidak mau tokoh ini adalah satu-satunya tokoh yang awet muda dan tidak gampang mati. Jadi, X-Men: DoFP boleh dibilang ini adalah kisah Wolverine lagi tetapi kini dengan tujuan yang berbeda bukan mencari siapa jati dirinya melainkan demi kepentingan mutan gen-X. Sedikit berbagi layar adalah penceritaan tokoh Mystique lebih dalam. Jika sebelumnya kita hanya mengenal dia sebagai ajudan kesayangan Magneto, maka disini kita tahu bahwa dulu ia sebenarnya pernah memiliki misi tersendiri yang berseberangan dengan Magneto, pimpinannya. Penampilan 2 (dua) tokoh baru yang mencuri perhatian yakni Blink yang diperankan oleh Fan Bingbing yang memiliki kemampuan teleportasi dan Quicksilver yang diperankan oleh Evan Peters dengan kemampuan berlari dengan sangat cepat. Sementara kehadiran para mutan lainnya di DoFP kali ini seperti Storm, Beast, Kitty Pride, Iceman, Bishop, Collossus, Rogue masih ada tapi tampil sedikit.
"Bryan Singer untuk X-Men", ya mungkin sebutan ini layak diberikan. Film-filmya seperti Superman Returns (2006), Valkyrie (2008), Jack and the Giant Slayer (2013) tidak berdengung keras di per-box office-an. Apalagi karya film terakhir yang ia buat di 2013 meski dalam promosi film ini diberi embel-embel namanya yang pernah menyutradari X-Men tak cukup menghasilkan pemasukan dollar cukup banyak. Dengan kembalinya menangani saga ini dan merangkul Matthew Vaughn yang kini menjabat sebagai penulis cerita, X-Men seperti menemukan kejayaannya kembali. Meski diakui porsi adegan aksi tergolong minim namun untuk ukuran film aksi superhero keluaran Marvel dengan pendalaman cerita serta mempertemukan tokoh yang sama dari 2 dimensi yang berbeda dalam satu film terbilang sangat sukses.
0 komentar:
Posting Komentar