Jika ada orang disekitar yang bertanya kepada kita “ apa
arti sosok Spider-Man bagimu”?, sehingga kita dan teman-teman diluar sana sangat menyukai salah
satu karakter superhero ini yang
notabene keluaran Marvel Comics hasil ciptaan Stan Lee bersama rekannya Steve
Ditko, seorang desainer karakter.
Menjawab pertanyaan ini mungkin sulit dicari jawabannya. Mengapa. Ya,
kita tahu bahwa dalam dunia komik Marvel banyak karakter superhero yang
dijagokan yang punyakekuatan/kemampuan tak kalah hebatnya . Sebut saja mulai
dari Thor, Iron-Man, Hulk, Captain America, Daredevil, Fantantic Four, Ghost
Rider hingga sekumpulan mutant yang menamakan dirinya sebagai X-Men. Bahkan DC
Comic -salah satu saingan Marvel Comics-
juga punya superhero andalannya, semisal Superman dan Batman. Semuanya punya
penggemar fanatik masing- masing (=fanbase)
dan semuanya sudah pernah dibuat versi layarlebarnya. Lalu dimana letak kelebihan sosok Spider-man
ini dibandingkan dengan kawan sesama komiknya?.
Jadi seorang Spider-man itu enak, asyik, kapan ya bisa jadi
seperti dia dapat bergelantungan dari satu gedung ke gedung lainnya (=Web Slinging), memanjat dari satu dinding ke dinding hanya dengan jari- jarinya tanpa pernah sampai
jatuh ke tanah (=Wall Crawling),
mampu mengangkat beban berat (=Strength
and Agility). Keren, ya satu kata ini jawaban yang saya katakan sewaktu
masih kecil jika ditanya apa arti sosok Spider-Man. Tetapi, sekarang dimasa
saya sudah dewasa bukan itu jawaban yang akan saya katakan. Jauh dari kata
“keren” tadi. Kini bagiku sosok Spider-Man lebih dari sekedar superhero yang
ada dilayar kaca yang sering saya tonton dimasa kecil lalu. Spider-Man atau
Peter Parker merupakan karakter jagoan komik yang paling sering tertimpa
masalah dan susah hidupnya. Susah
hidupnya dimulai ketika masih kecil ayah dan ibunya- Richard dan Mary Parker- tanpa alasan jelas mengapa dirinya tiba- tiba
ditinggalkan dan harus tinggal bersama Paman Ben dan Bibi May. Sampai suatu
saat Peter Parker dewasa ketika memindahkan sebuah koper tua didalamnya terdapat beberapa kipling koran tua
yang mengatakan bahwa kedua orangtuanya adalah pengkhianat yang berencana
melawan pemerintah. Masalahnya sendiri
dimulai ketika dia mengujungi sebuah pameran ilmu pengetahuan dan dalam sebuah
demonstrasi, secara tidak sengaja Peter digigit seekor laba-laba hasil
percobaan para ilmuwan. Menyadari
bahwa dirinya akan melakukan
transformasi dari manusia biasa ke pahlawan super membuat kerapuhannya semakin mencolok dan mengundang simpati. Rapuh, ketika dirinya terguncang mendengar
dan menemukan bahwa Paman Ben meninggal dunia oleh seorang pencuri. Kejadian ini yang menyebabkan Peter Parker
memutuskan menjadi seorang Spider-Man karena teringat oleh kata pamannya “
bahwa dengan kekuatan yang besar muncul tanggungjawab yang besar pula”.
Dalam filmnya The
Amazing Spider-Man (2012), salah satu musuhnya “The Lizzard” menghina dirinya ,Spider-Man
: “ Poor Peter Parker, No Father, No Mother, No Uncle”. Sakit memang harus menanggung derita dan
cobaan hidup yang begitu berat. Tetapi,
jangan melihat dari satu sisi saja. Ayah dari pacar anaknya, Gwen Stacy,
mengatakan “ The city need you”. Yap, Spider-Man memberiku semangat untuk
menjalani kehidupan yang sama- sama punya permasalahan dan susahnya menjalani
kehidupan seperti dirinya. Bedanya jika
Spider-Man diceritakan punya kemampuan super/ diatas manusia rata-rata, kita di
dunia ini memiliki bakat khusus yang sudah diberikan oleh Yang Di Atas, tinggal
manusia ini harus mencari tahu dan mengasahnya lebih dalam proses kehidupan
ini. Berbicara soal hubungan sebagai
manusia, Peter Parker mempunyai sahabat karib Harry Osborn (yang akhirnya
menjadi musuh) dan seorang pujaan hari, Gwen Stacy. Dalam kenyataan dunia ini saya
pun mengalami keadaan yang sama seperti Spider-Man, teman dekat sekalipun
karena alasan simple seketika juga
bisa menjadi lawan kita. Spider-Man tidak memiliki latar belakang seperti Superman yang bukan manusia biasa dan juga
bukan seorang Batman, mesti hidup juga tanpa orangtua tetapi masih hidup dalam
kemewahan berkat harta warisan keluarganya. Spider-Man berlatang belakang
seperti layaknya remaja sekarang ini, ia tidak kaya, masalah cintanya rumit,
kepahlawannya sering tak diakui. Dari sinilah letak kelebihan sosok seorang
Spider-Man dibandingkan dengan teman sesama komiknya sehingga banyak orang
didunia ini –termasuk saya sendiri- yang memiliki masalah yang sama dengan
Peter Parker merasa lebih dekat dengan sosok Spider-Man.
0 komentar:
Posting Komentar