Kamis, 07 Februari 2013

The Collection

Sutradara: Marcus Dunstan, 2012


"Seorang pembunuh berantai masih berkeliaran di tengah kota dan dipastikan sudah 50 (lima puluh) manusia yang menjadi korbannya. Siapa saja bisa menjadi target sasarannya tanpa mengenal jenis kelamin dan usia, dan yang menjadikan dirinya unik adalah dalam satu TKP (Tempat Kejadian Perkara) hanya dipilih satu korban", kata satu dua reporter yang diucapkan secara silih berganti mengenai kabar terakhir yang didapatkan dari pihak kepolisian. Dan, untuk lebih mengingatkan kembali ke penontonnya kalau film ini adalah sekuel dari film sebelumnya The Collector (2009) di penghujung berita salah satu reporter mengatakan "korban terakhir yang dikabarkan hilang adalah seorang lelaki bernama Arkin O'Brian (Josh Stewart) dan istrinya, Lisa O'Brian (Navi Rawat) berharap suaminya masih dalam keadaan hidup". Di lokasi yang berbeda adalah seorang gadis bernama Elena (Emma Fitzpatrick) bersama dengan kedua temannya Missy (Johanna Braddy) dan Josh (Michael Nardelli) berkunjung ke salah satu klub malam. Seperti salah satu ungkapan yang mengatakan "berada di tempat dan di waktu yang salah", di tempat inilah si pembunuh berantai sedang mencari korban pilihan yang akan menjadi tambahan koleksinya.
 
The Collection menjanjikan tingkat ketegangan yang masih sama dengan film pendahulunya The Collector. Pertama, jebakan maut yang saya sebut dengan istilah super trap di menit awal terlihat sangat 'fantastik', karena saya belum pernah menonton film sejenis dimana ada satu alat jebakan sehebat itu dalam memancing korbannya. Kedua, bagaimana proses kedua karakter utama bertemu dalam satu tempat kejadian mengiring penonton untuk mengikuti bagaimana alur cerita berikutnya. Ketiga, usaha pencarian dan penyelamatan diri dari setiap jebakan yang dibuat si kolektor hingga akhir cerita terlihat seru. Mungkin yang menjadi pembedanya adalah seperti yang terlihat dari judulnya, The Collection  lebih menitikberatkan kepada hasil perburuan dari si kolektor itu sendiri termasuk satu ruangan untuk memamerkan hasil karyanya.

Marcus Dunstan dan Patrik Melton adalah dua orang yang sama dibalik pembuatan cerita Saw IV-VI (2007-2009) dan Piranha 3DD (2012) selain The Collector itu sendiri. Jadi dengan melihat filmografi mereka berdua tadi maka tidak ada hal lebih yang mau dikatakan. The Collection tak ubahnya film-film Saw itu sendiri. Ciri khas mereka mudah dikenali. Tidak ada lagi yang lebih mengejutkan. Pemilihan alat jebakan tak jauh dari film Saw, hanya sedikit modifikasi disana sini. Bagaimana korban yang berada dalam perangkap yang sama akhirnya saling bekerjasama untuk menyelamatkan diri. Sementara dari sisi aktor dan aktris pendukung, semuanya berperan sama rata. 

Saya sendiri menonton film The Collector bulan Nopember 2010, meski lupa lupa ingat film ini masih lebih bagus daripada The Collection, dalam hal segi kualitas ceritanya. Alur kisahnya dibangun dengan rapi hingga klimaksnya. Lebih terasa greget. The Collection juga begitu, tetapi benang merah yang disuguhkan bagi saya terlihat seperti 'pembunuhan karakter'. Mungkin, penyelamatnya adalah disekuelnya penonton dapat melihat beberapa adegan perkelahian sengit face to face antara korban dengan si kolektor. Akhir kata, jika boleh memilih saya lebih menyukai The Collector.      

1 komentar: