Jumat, 29 Maret 2013

G.I. Joe: Retaliation

Sutradara: Jon M. Chu, 2013



Bulan Mei 2013 yang sebentar lagi akan kita jalani menandakan film- film blockbuster musim panas  akan segera dirilis di seluruh dunia termasuk Indonesia sendiri yang juga turut menikmatinya. Tetapi, sebelum sampai ke sana nikmati terlebih dahulu sajian film penuh aksi yang tak kalah serunya. Setelah sempat tertunda jadwal perilisan sekuelnya kini di penghujung bulan Maret 2013 Hasbro dan Paramount Pictures melanjutkan kolaborasinya untuk mengangkat kembali jajaran mainan G.I. Joe menjadi sebuah film action. Sekedar pengingat di film pertamanya G.I. Joe: The Rise of Cobra (2009) menceritakan awal bergabungnya Duke Hauser (Channing Tatum) dan teman karibnya, Ripcord (Marlon Wayans) dibawah pimpinan Jendral Hawk (Dennis Quaid) didalam misinya menghentikan aksi teroris yang dilakukan oleh kelompok pimpinan Komandan Cobra (Joseph Gordon-Levitt).

Kamis, 28 Maret 2013

3 A.M.

 Sutradara: Isara Nadee, Kirati Nakintanon, Patchanon Thammajira, 2012


Judulnya singkat, padat dan langsung mengena pada sasaran inti cerita . Posternya pun dipenuhi dengan para karakter yang berperan searah perputaran jam. Artistik. Seingat saya ini seolah-olah menjadi ciri khas poster horror produksi Negara Thailand. Masih ingat dengan poster film Phobia atau juga sekuelnya Phobia 2?, yaitu sama- sama menampilkan satu ekspresi. Ketakutan mencekam. Untuk kesekian kalinya lagi- lagi Thailand memproduksi film horror omnibusnya. Khusus untuk film ini omnibusnya hanya diisi dengan 3 (tiga) kisah horror tetapi semuanya memiliki kesamaan. 3 (tiga) kejadian, 3(tiga) situasi di jam 3 (tiga) pagi dalam tampilan 3 (tiga) dimensi. Sebuah ide yang memancing penonton untuk menguji rasa takutnya.

Senin, 25 Maret 2013

Olympus Has Fallen

Sutradara: Antoine Fuqua, 2013


Sepertinya Gerard Butler patut berterima kasih  pada film 300 yang telah membesarkan namanya 6 (enam)tahun yang lalu, karena lewat film action-fantasy-war  dirinya  seraya menunjukkan sebagai sosok pria pemberani dan tangguh sebagai Raja Leonidas yang walau hanya dengan 300 pasukannya mampu melawan Persia dengan jumlah yang tentu lebih banyak.  Tak ubahnya film 300 berhasil menampilkan action yang mantap dan peran Butler sebagai seorang pahlawan- meski keunggulan utamanya ada pada spesial efek CGI-nya-, maka Olympus Has Fallen berlaku hal yang sama. Tanpa dipungkiri  juga walau penonton sudah mengetahui  premis cerita film ini dimana sudah berulang-ulang diceritakan yaitu mengenai serangan teroris toh akhirnya penonton  dibuat penasaran untuk segera menonton di bioskop.

Rabu, 20 Maret 2013

Architecture 101

Sutradara: Yong- Joo Lee, 2012


Teman satu kampus kemudian terpisah karena kepentingan masing- masing, waktu yang seakan- akan mempertemukan mereka kembali, terikat lagi hubungan yang dulunya sempat terputus, lalu ditengah jalan ada rintangan. Sebagai hiburan di tengah rintangan tersebut, ditambahkan satu atau dua tokoh sebagai teman setia lewat perannya yang lucu bahkan konyol. Inilah formula umum komedi romantis ringan, dan Architecture 101 mengikutinya tetapi agak sedikit berbelok pada akhir ceritanya.

Selasa, 12 Maret 2013

Kahaani

Sutradara: Sujoy Ghosh, 2012



Seorang anak kecil sedang berjalan seorang diri di tengah keramaian peron kereta api sambil memegang tasnya sangat erat, layaknya berisi barang pribadi yang tidak boleh hilang bahkan lepas dari gengamannya. Sementara dilokasi yang sama seorang pria diburu oleh waktu mengejar seseorang yang membawa benda mencurigakan. Terlambat sudah, 100 (seratus) orang penumpang kereta api Stasiun Kalighat dengan tujuan berikutnya ke Stasiun Ravindra tewas akibat serangan gas mematikan oleh sekelompok teroris. Dari adegan pembukanya saja, Kahaani sudah menyatakan nada thrillernya: ini akan jadi film menegangkan.

Minggu, 10 Maret 2013

Oz: The Great and Powerful

 Sutradara: Sam Raimi, 2013


Rachel Weisz sebagai Evanora. Michelle Williams sebagai Glinda. Mila Kunis sebagai Theodora. 3 (tiga) penyihir cantik tinggal dalam satu negeri Oz! Oiya serasa belum lengkap tanpa kehadiran Oz sendiri yang kini diperankan James Franco. Tapi...ini belumlah bagian terbaik dari film besutan Sam Raimi yang sebelumnya mengangkat komik jagoan trilogi Spider-Man ke layar lebar. Ini adalah sebuah prekuel  The Wizard of Oz (1939) yang ya memakan waktu yang sangat lama karena baru diawal tahun 2013 kisah Oz dilanjutkan versi layar lebar. Karena saya belum menonton versi 1939 saya tak bisa melihat karakter mana yg ditambahkan atau dihilangkan, namun Oz: The Great and Powerful (selanjutnya saya singkat Oz) adalah kisah dongeng dengan tampilan animasi yang luar biasa halus. Seperti kebanyakan film- film produksi Disney, Oz adalah film yang menyenangkan, menyentuh dan menghibur yang pastinya akan membuat kita tersenyum. Faktor visualisasi yang sangat cantik. Karakter- karakternya juga memorable. Uniknya, unsur adegan laganya turut serta disini.

Deranged

Sutradara: Jeong- Woo Park (2012)


Kalau menonton film bertipe pembunuhan, hantu, monster ataupun invasi alien di Bumi. Filmnya akan dinilai bagus jika si penulis cerita dan atau sutradara berusaha membangun tingkat ketegangannya sampai dibatas penonton turut merasakannya. Rasa ketakutan itu diambil dari seorang pembunuh/ psikopat terkadang tanpa alasan jelas yang penting korban demi korban mati, atau juga dengan menghadirkan penampakan hantu secara tiba- tiba tanpa bisa dideteksi oleh penonton.Klise memang. Namun, ada satu genre yang saya amati jarang di buat oleh sineas perfilman tetapi mampu membuat rasa ketakutan yang sama malah emosi penonton ikut terbawa. Film bertipe bencana wabah penyakit massal (medical thriller disaster). Untuk sineas Hollywood sudah pernah membuat film bertipe ini melalui filmnya yang berjudul Contagion (2011) dimana penyebaran virus MEV-1 sebagai "pelakunya". Satu tahun kemudian Korea yang dikenal akan ginsengnya mencoba membuat formula yang sama.

Sabtu, 02 Maret 2013

Curfew

Sutradara: Shawn Christensen, 2012 


Dua orang bersaudara kakak adik tak lama bertemu sekian lama. Ibu tidak bisa selalu menjaga anaknya. Ayahnya sendiri tidak tahu dimana. Seperti itulah kira- kira gambaran cerita Curfew. Cerita yang bisa dikatakan seperti layaknya sinetron, tetapi dalam waktu penuturan yang sangat singkat.